Kartini lahir dari keluarga bangsawan Jawa, ayahnya seorang bupati Jepang Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan ibunya M. A Ngasirah yang berasal dari seorang anak ulama besar.
Berkat kemampuan berbahasa Belanda, ia sering melakukan komunikasi hingga berbalas pesan dengan teman-temannya yang juga berada di belanda.
Baca Juga: Diserbu Pecintanya di Jepang, Film Detektive Conan: The Scarlet Bullet Raup Laba Melimpah
Tak hanya dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita di Indonesia saja, Kartini juga dikenal karena perjuangannya untuk menyetarakan antara perempuan dan laki-laki.
Selain itu dia juga tidak sependapat dengan budaya turun-menurun yang menempatkan perempuan diposisi pasif dalam kehidupan.
Kartini mendirikan sekolah wanita pertamanya yang terletak di sebelah timur pintu gerbang kantor bupati Rembang, yang sekarang menjadi gedung pramuka.
Baca Juga: Prediksi Barcelona vs Getafe di Liga Spanyol, Ansu Fati Absen karena Cedera Lutut
Sekolah wanita didirikan di Semarang pada 1912, setelah Semarang sejumlah kota lain menyusul seperti dimulai Jawa yang meliputi wilayah Cirebon, Yogyakarta, Surabaya, Madiun hingga ke seluruh wilayah Nusantara.
Untuk menghormati jasanya, dibangun pendopo tempat di dekat makam RA Kartini di Desa Bulu, Kabupaten Rembang.
Lokasi makam Kartini terletak di bukit pinggir jalan raya Rembang Blora, Jawa Tengah yang telah diresmikan pada 19 April 1954.***