Surat Edaran Larangan Ogoh-ogoh Saat Hari Raya Nyepi, Sederet Upacara Ini Boleh Dilaksanakan

- 3 Maret 2021, 11:48 WIB
Hari Raya Nyepi 2021 dilarang pengarakan Ogoh-ogoh.*
Hari Raya Nyepi 2021 dilarang pengarakan Ogoh-ogoh.* /Doc I Made Sudarmayasa

PR INDRAMAYU - Hari Raya Nyepi 2021 akan jatuh pada 14 Maret nanti.

Sebelumnya, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat Provinsi setempat mengeluarkan surat edaran berkaitan dengan Hari Raya Nyepi.

Surat edaran bersama ini untuk meniadakan Ogoh-ogoh pada saat Hari Raya Nyepi 2021.

Baca Juga: Swiss Open 2021, Ganda Campuran Indonesia Hafiz dan Gloria Takluk pada Babak Pertama

"Pengarakan Ogoh-ogoh bukan merupakan rangkaian wajib Hari Suci Nyepi. Oleh karena itu pengarakan Ogoh-ogoh pada Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943 ditiadakan," kata Ketua PHDI Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana dalam surat edarannya itu di Denpasar seperti dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antara.

Ketua PHDI Bali, I Gusti Ngurah Sudiana juga ikt menandatangi surat edaran bersama ini tertanggal 19 Januari 2021.

Dalam Surat Edaran Bersama bernomor 009/PHDI-Bali/I/2021 dan bernomor 002/MDA-Prov Bali/I/2021 juga ditandatangani oleh Bandesa Agung Majelis Desa Adat Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet dan Gubernur Bali Wayan Koster.

Baca Juga: Pendaftaran SBMPTN Segera Dibuka, Simak Ketentuan dan Jadwalnya!

Tahun ini Hari Raya Nyepi kembali dirayakan di tengah pandemi Covid-19.

Sehingga harus ada pembatasan kegiatan setelah dilakukan perhityngan hingga melahirkan peraturan dalam surat edaran bersama tersebut.

Termasuk Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 3355 tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru dan regulasi lain.

Baca Juga: Rina Gunawan Tutup Usia, Maia Estianty: dari Allah Kembali ke Allah

Salah satu yang juga diatur dalam surat edaran tersebut adalah rangkaian Upacara Malasti, Tawur, Pangrupukan.

Sejumlah rangkaian Hari Raya Nyepi tersebut bisa tetap dilaksanakan dengan memperhatikan sejumlah ketentuan.

1. Membatasi jumlah peserta yang ikut dalam prosesi, maksimal 50 orang.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Berlakukan PPnBM, Ini Daftar Mobil yang Mendapat Insentif

2. Para Pemangku (pemuka agama) dianjurkan menggunakan "panyiratan" yang sudah bersih untuk nyiratang (memercikkan) tirta kepada krama (umat).

3. Dilarang menyalakan atau membunyikan petasan atau merco dan sejenisnya.

4. Jika merasa sakit atau kurang sehat, sebaiknya tidak mengikuti rangkaian upacara.

Baca Juga: Kenang Kepergian Rina Gunawan, Sahrul Gunawan: Ketemu Langsung Nyapa Alul

5. Panitia dan peserta upacara agar mengikuti protokol kesehatan, hal ini untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19.

"Bagi umat lain di Bali agar bersama-sama mendukung dan menyukseskan pelaksanaan Hari Suci Nyepi dengan tetap menjaga dan merawat kerukunan antarumat beragama," tandas Sudiana.

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah