Menolak Lupa! Peristiwa Gempa Bumi dan Tsunami di Biak Papua 17 Februari 1996

- 17 Februari 2021, 15:39 WIB
ILUSTRASI TSUNAMI - Gempa yang mengguncang Jepang pada Februari ini tak separah pada Maret 2011. Berkekuatan 9,0 SR, gempa 10 tahun silam ini memicu terjadinya tsunami dahsyat di negara tersebut.//PIXABAY/
ILUSTRASI TSUNAMI - Gempa yang mengguncang Jepang pada Februari ini tak separah pada Maret 2011. Berkekuatan 9,0 SR, gempa 10 tahun silam ini memicu terjadinya tsunami dahsyat di negara tersebut.//PIXABAY/ /

PR INDRAMAYU - Gempa bumi yang terjadi ada 17 Februari 2021 seolah kembali mengingatkan bumi Irian Jaya pada peristiwa bersejarah yang terjadi di Kabupaten Biak Provinsi Irian Jaya pada 17 Februari 1996.

Mengenang peristiwa bencana alam yang terjadi tepat 25 tahun silam, tepat di hari ini.

Gempa bumi dengan kekuatan 7 skala richter pada kedalaman 33 km dengan tiitk pusat gempat berada di sebelah Timur Pulau Biak yang memicu terjadinya tsunami.

Baca Juga: Raffi Ahmad Ulang Tahun, Nagita Slavina Berikan Kado Antik buat 'Sang Sultan'

Gelombang tsunami biasanya diakibatkan oleh adanya gempa bumi di bawah laut atau gunung api di laut.

Sementara tsunami yang terjadi di Biak diakibatkan karena gempa bumi yang terjadi di bawah laut.

Tsunami yang terjadi sesaat setelah gempa bumi yang melanda Biak ditandai dengan surutnya permukaan air laut, kemudian disusul dengan gelombang pasang dengan ketinggian 3 hingga 7 meter dan menghantam pulau Biak, dan pulau Irian Jaya.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri Rabu 17 Februari 2021: Kevin Terkejut Melihat Claudia Masih Hidup

Gelombang pasang setinggi 2 hingga 4 meter juga menghantam wilayah Kabupaten Yapen Waropen dan Kabupaten Manokwari.

Gempa bumi yang disertai dengan gelombang tsunami ini telah menyebabkan 107 orang meninggal, 53 orang luka berat, dan 225 orang luka ringan, sementara 31 orang lainnya dinyatakan hilang, seperti dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari Jurnal Ilmiah.

Bencana alam tersebut menyebabkan ribuan rumah hancur serta rusaknya sarana dan prasarana di daerah tersebut, dengan kerusakan parah terjadi di daerah kabupaten Biak Numfor.

Baca Juga: Umumkan Resmi Cerai dengan Niko Al Hakim, Selebgram Rachel Vennya Tulis Pesan untuk Anak-anaknya

Adapun daerah yang mengalami kerusakan meliputi area lebar 400 meter dan panjang mencapai 700 meter yang terjadi di daerah Korem, ibu kota Kecamatan Biak Utara yang diakibatkan oleh gelombang tsunami yang menghantam teluk dengan ketinggian 4 hingga 5 meter.

Setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami, adapun tinjauan yang dilihat dari Focal Mechanism, gempa bumi pada 17 Februari 1996 tersebut terjadi di zona subduksi, yaitu adanya pergerakan lempeng Pasifik (Carolina) ke arah selatan yang kemudian menghantam di bawah lempeng Australia (Irian Jaya).

Tinjauan secara Seismotektonik, daerah provinsi Irian Jaya termasuk ke dalam klasifikasi aktifitas tektonik yang sangat aktif seperti dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari BMKG.

Baca Juga: Soal Vaksin Sinovac yang Digunakan di Indonesia, Wiku Adisasmito Sebut Masyarakat Tak Perlu Ragu

Selain adanya zona subdiksi di sebelah utara pantai Irian Jaya, juga adanya 4 sesar atau patahan besar yang terdapat di Irian Jaya, seperti patahan Sorong, patahan Yapen, patahan Ransiki, patahan Yakati Yamur, dan patahan Tarera Aiduna.

Peristiwa bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Pulau Biak ini membuat pemerintah melakukan mitigasi bencana serta peneliti-peneliti dalam bidang ilmu geofisika dan geologi turut serta memberikan solusi untuk mencegah kembali terjadinya kerusakan parah akibat bencana tersebut.

Demikian juga agar masyarakat tidak membangun kembali bangunanya di daerah yang ditandai rawan bencana, seperti daerah pantai.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah