Beberkan Evaluasi PPKM di Jakarta, Wiku Adisasmito Sebut Tren Kasus Aktif Covid-19 Menurun

- 5 Februari 2021, 06:55 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito. /Antara/HO/BNPB

PR INDRAMAYU - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito membeberkan hasil evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di DKI Jakarta periode 11 Januari 2021 hingga 1 Februari 2021.

Wiki Adisasmito menyebut bahwa, tren kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta memperlihatkan penurunan.

"Pertama di DKI Jakarta, tren kasus aktif memperlihatkan penurunan di mana 2 pekan sebelumnya terjadi kenaikan," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dalam konferensi pers virtual pada 4 Februari 2021, sebagaimana dikutip Indramayu.Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

"Di pekan terakhir pengamatan, yaitu 31 Januari angka kasus aktif mencapai 8,78 persen dari 9,85 persen," katanya menambahkan.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 Seluruh Indonesia Pagi Ini Jumat 5 Februari 2021, Jumlah Pasien Meninggal Kembali Bertambah

Sementara tren kesembuhan menurutnya menunjukkan kenaikan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 itu juga memaparkan bahwa, dari penurunan pada pekan-pekan sebelumnya hingga pekan terakhir, angkanya telah naik menjadi sebesar 89,46 persen.

Seperti diketahui, pelaksanaan PPKM diberlakukan berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No 01 tahun 2021. Instruksi tersebut diberlakukan terhadap 8 provinsi di pulau Jawa dan Bali.

Lebih lanjut, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 itu mengatakan, terdapat sebanyak 4 parameter yang dihitung dalam pelaksanaan PPKM antara lain kasus aktif di atas 15,8 persen, persentase kematian di atas 2,87 persen.

Baca Juga: Update Harga Emas Hari Ini, Jumat 5 Februari 2021, Antam per Dua Gram Rp1.907.000

Selain itu, persentase kesembuhan di bawah 81,35 persen dan persentase keterisian ranjang rumah sakit (BOR) di atas 70 persen.

Di samping itu, Wiku Adisasmito menuturkan bahwa, upaya testing di Ibu Kota Negara Indonesia itu memberi dampak positif terhadap dampak pencegahan penularan.

"Upaya testing DKI Jakarta yang mencapai 12 kali minimal standar WHO dalam sepekan dan 87 persen ditujukan ke kasus suspek, probable dan kontak erat memberi dampak positif terhadap dampak pencegahan penularan," tuturnya menerangkan.

Baca Juga: Program Pergantian Sertifikat Elektronik Tanah, Kepala BPN Tegaskan Sertifikat Lama Tak Ditarik!

Meskipun begitu, Wiku Adisasmito menyebutkan, DKI Jakarta masih perlu upaya lebih guna meningkatkan kualitas pelayanan untuk dapat menekan angka keterisian ranjang rumah sakit di bawah standar yakni sebesar 70 persen.

Dalam kesempatan tersebut, Wiku Adisasmito menyebut bahwa, usai melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, maka jumlah tempat tidur isolasi dan ICU di Ibu Kota Negara per harinya tergolong fluktuatif tergantung kondisi dan data pelaporan dari data RS.

Menurutnya, dengan BOR yang ada di kisaran 75 hingga 80 persen, upaya Pemprov DKI untuk menekan angka kasus aktif adalah dengan meningkatkan testing dan tracing.***

Editor: Irwan Suherman

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah