PR INDRAMAYU – Mantan pemimpin Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Cholil Ridwan, pada awal November 2020 mengumumkan kebangkitan Partai Masyumi yang pernah bubar pada 1960.
Masyumi adalah satu-satunya partai politik Islam yang bisa memenangi suara lebih dari 20 persen. Belum ada partai Islam kini yang menyamai prestasi tersebut.
Upaya “Masyumi Reborn” tersebut bisa dilihat sebagai upaya ambisius untuk memperbaiki terpecahnya gerakan Islamis Indonesia menjelang momen pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Penelitian Ungkap, Berikut Deretan Kota di Indonesia yang Toleransi Beragamanya Tinggi
Hal ini diungkap Associate Professor of Politics di La Trobe University, Dirk Tomsa. Kembalinya partai tersebut adalah satu di antara tanda pecahnya partai Islam.
Pasalnya Masyumi hadir setelah terbentuknya dua organisasi Islam baru yakni KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) yang didirikan Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin, serta Partai Ummat oleh Amien Rais.
“Semua organisasi tersebut seolah-olah didirikan untuk menjatuhkan Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Namun, mereka juga mewakili ambisi pribadi mantan pemimpin yang pengaruhnya sudah pudar di mata pengikut Islam,” ujar Dirk Tomsa.
Baca Juga: Cuitan Warganet Viral di Twitter, Menkes Terawan Disebut Ikut Imbas PHK Akibat Covid-19
Berbeda dengan Rizieq Shihab, sejak kedatangannya, ia mendapat dukungan signifikan dari publik. Hal ini tidak terjadi pada pendiri Partai Ummat, Masyumi Reborn, maupun KAMI.