Panasnya Tiongkok dan AS Buat Indonesia Memilih, Jawaban Luhut Menohok: Kita Bukan Negara Kecil!

27 Agustus 2020, 12:15 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. /- Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

PR INDRAMAYU - Dua negara adikuasa, yakni Amerika Serikat dan Tiongkok kini tengah meradang.

Beberapa pihak malah menyebut ketegangan negara yang dipimpin Presiden Donald Trump dan Xi Jinping itu bisa-bisa memicu perang dunia ketiga.

Terkait hal itu, negara-negara berkembang di dunia pun mulai dihadapkan pertanyaan, "Akan lebih memihak kemana?"

Baca Juga: Hidup di Townhouse Tapi Masih Kemalingan, Motor Aura Kasih Raib Digondol Maling, Ini Ceritanya!

Menanggapi hal tersebut, dua pejabat senior di Asia Tenggara menepis pembicaraan bahwa kawasan mereka bisa terjebak untuk memihak ke Amerika Serikat atau Tiongkok.

Keduanya mengatakan bahwa blok ASEAN yang beranggotakan 10 negara itu memiliki pengaruh signifikan yang dapat digunakan untuk memajukan kepentingannya secara mandiri.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dengan jumlah penduduk 273 juta, di mana sekitar 50 hingga 55 juta merupakan bagian dari kelas menengah memiliki pasar domestik yang cukup besar tanpa AS dan Tiongkok.

Baca Juga: Adat Unik di Toraja, Jasad Orang Meninggal Digali, Didandani, Dibersihkan dan Diajak Selfie Bareng

"Kita bukan negara kecil. Kenapa harus berpihak? Kita punya pasar yang besar," kata Luhut dalam forum yang diselenggarakan oleh Standard Chartered Bank, Selasa, 25 Agustus 2020, seperti dikutip dari SCMP.

Sementara itu, Menteri Koordinator Kebijakan Sosial Singapura, Tharman Shanmugaratnam mengatakan pengaruh negara-negara anggota ASEAN atas AS dan Tiongkok tidak boleh diabaikan.

"Kami pikir ketegangan AS-Tiongkok sebagai salah satu jebakan bagi banyak negara lain," kata Tharman sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Diminta Memilih antara AS atau Tiongkok, Luhut: Kita Bukan Negara Kecil, Kenapa Harus Berpihak?'

Baca Juga: [UPDATE] Virus Corona Bekuk Dunia: Rabu, 26 Agustus 2020 Sudah Tembus 24 Juta Kasus

"Tapi apa yang tidak boleh kita abaikan adalah ASEAN bukannya tanpa pengaruhnya sendiri, sebagai blok ekonomi, sebagai blok strategis, dan sebagai kawasan di mana AS dan Tiongkok ingin berhubungan dengan baik," tambahnya.

Dia juga mengutip contoh tetangganya Indonesia, yang digambarkannya sebagai negara 'bukan penurut' mengingat ekonominya yang besar, kemakmuran, dan peluang yang diberikan kepada warganya.

"ASEAN juga bukan penurut. Kami akan membuat keputusan sesuai dengan kepentingan nasional kami masing-masing. Kami ingin hubungan baik dengan Tiongkok dan Amerika," kata Tharman.

Baca Juga: [UPDATE] Corona Indonesia Rabu, 26 Agustus 2020: Naik Jadi 160.165 Jiwa, Pasien Meninggal Menurun

Dia menambahkan mungkin ada beberapa peluang untuk kawasannya ketika bisnis mulai meluncurkan apa yang disebut strategi China Plus One untuk mengelola risiko geopolitik dengan menempatkan fasilitas di negara-negara Asia lain selain Tiongkok.

Mengenai Pemilu presiden di AS, Luhut mengatakan dirinya lebih suka untuk tidak berspekulasi saat Presiden Donald Trump berkuasa.

"Hari ini Presiden Amerika Serikat, Trump, kami menghormati Trump. Apa pun hasil di bulan November, kami (menghormati) hasilnya," kata Luhut.*** (Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler