Adat Unik di Toraja, Jasad Orang Meninggal Digali, Didandani, Dibersihkan dan Diajak Selfie Bareng

26 Agustus 2020, 19:38 WIB
DailyMail /

PR INDRAMAYU - Ada adat yang unik dan berbeda dalam komunitas Toraja di Panggala, Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Di bulan ini, Agustus menjadi bulan yang istimewa bagi mereka. Mereka akan menggali kembali makam para kerabat yang telah meninggal untuk memberikan penghormatan.

Penghormatan di sini salah satunya dengan mengganti pakaian jasad orang yang telah meninggal dan dimumifikasi.

Baca Juga: [UPDATE] Virus Corona Bekuk Dunia: Rabu, 26 Agustus 2020 Sudah Tembus 24 Juta Kasus

Meyakini kehidupan setelah kematian, ritual ini dianggap sebagai perayaan akan anugerah kehidupan.

Tak hanya didandani dengan mengganti pakaiannya, dalam pelaksanaanya adat ini juga diwarnai membersihkan peti mati layaknya pemakaman kedua.

Seperti yang telah dilakukan turun temurun setiap Agustus warga Toraja ramai-ramai mendandani jenazah kerabat mereka.

Baca Juga: [UPDATE] Corona Indonesia Rabu, 26 Agustus 2020: Naik Jadi 160.165 Jiwa, Pasien Meninggal Menurun

Jasad yang diawetkan itu pun diajak berbicara dan difoto bersama dalam pakaian baru. Ritual kematian di Toraja dianggap sebagai perayaan kehidupan terbesar oleh warga yang percaya bahwa hubungan antara hidup dan mati tidak terbatas.

Membersihkan kuburan dan jasad dalam ritual ini dianggap sebagai prosesi pemakaman kedua.

Tradisi ini mengakar dalam budaya masyarakat Toraja meskipun mereka merupakan komunitas Kristen Protestan.

Sesuai tradisi, ketika orang yang dicintai meninggal, maka keluarga terlebih dahulu menyimpan jasad selama berbulan-bulan bahkan terkadang hingga bertahun-tahun. Baik di rumah maupun tongkonan, bangunan khusus yang dirancang untuk menampung orang mati.

Baca Juga: Pertamina Rugi Padahal Tak Miliki Saingan, Ahok Bakal Dipanggil DPR, Penyebabnya Gegara Corona?

Hal tersebut memungkinkan dengan mumifikasi jenazah. Sebelum pemakaman dilakukan, selama masa berkabung, keluarga menabung guna mempersiapkan kebutuhan penguburan dan berinteraksi dengan jenazah seolah-olah mereka masih hidup.

Roni Pasang, warga Toraja berfoto dengan memeluk jasad sepupunya.

Komunitas Toraja menganggap kematian sebagai aspek terpenting dalam hidup. Tak sedikit yang rela terjerat utang demi memenuhi semua ritual pemakaman. Kunjungan tahunan pada kerabat dianggap sebagai pemakaman kedua di mana mereka membersihkan atau mengganti peti mati untuk mencegah jenazah membusuk.

Setelah menghabiskan waktu dengan jasad dan mendandani kembali dengan pakaian baru serta membersihkan peti mati, jasad-jasad tadi dimakamkan lagi dengan menyertakan hadiah di dalam peti yang berornamen dan berwarna-warni.

Baca Juga: Diisukan Bangkrut Sampai Rela Jual Ratusan Apartemen, Hotman Paris Akhirnya Angkat Bicara

Kepala salah satu komunitas Toraja, AMAN, Eric Crystal Rante Allo kepada The Sydney Morning Herald mengatakan, meskipun mungkin ritual ini tampak aneh bagi orang luar tapi bagi mereka ritual kematian merupakan bagian penting dari budaya.

Pisau ikut digunakan untuk melepas pakaian dan sepatu lama jasad kerabat.

“Orang Toraja percaya roh orang mati hidup di antara kita yang hidup, menjaga, memberkati kita," katanya sebagaimana diberitakan Galamedia dengan judul 'Didandani Hingga Diajak Berselfie, Di Sini Setiap Agustus Jasad Keluarga Kembali Digali dari Kubur'.

Karena itulah, sebelum ritual penguburan dilakukan, mereka disebut to'makula atau hanya sakit, belum meninggal.

Orang Toraja sangat menghormati mereka yang meninggal. Ritual pun tak menghalangi mereka yang ingin ikut menyaksikan. Pengunjung dipersilakan untuk datang selama bulan ritual yaitu Agustus dan dapat ikut ambil bagian dalam perayaan ini.*** (Mia Fahrani/Galamedia)

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler