Polisi Ogah Tampilkan Foto-foto Darah Yodi karena Rasa Kemanusiaan, Tubagus: Masa Diangkat ke Media

29 Juli 2020, 06:32 WIB
Kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo masih melakukan penyidikan /ANTARA, Facebook.com/Yodi Prabowo

 

PR INDRAMAYU - Sudah empat hari sejak konferensi pers yang digelar Polda Metro Jaya, kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo masih terus menjadi perbincangan khalayak ramai.

Beberapa pihak masih banyak yang tidak menyangka mendiang tewas bunuh diri, salah satunya karena tidak terlihat banyak darah dari luka tusuknya.

Diberitakan sebelumnya, Praktisi Hukum, Ricky Vinando mengatakan bila Yodi bunuh diri, maka darah yang keluar harusnya cukup banyak

Baca Juga: Polisi Bantah Ungkapan Ayah Yodi Soal Darah: Kalau Foto Mayatnya Beredar Lagi Ya Gak Enak Juga

Hal ini dikarenakan volume darah pada tubuh manusia dewasa sebanyak 4,5 sampai 5,5 liter.

"Harusnya ada banyak darah yang keluar dan mengalir di sekitar TKP," kata Ricky di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020 dilansir RRI. 

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menyatakan, pihaknya enggan memberikan foto-foto darah Yodi karena rasa kemanusiaan.

Baca Juga: Masih Belum Terima Kematian Yodi Prabowo karena Bunuh Diri, Sang Ayah Sebut Baju Anaknya Bersih

"Nanti kalau ditampilkan yang penuh darah, nanti enggak enak lagi, enggak bagus gitu, kelihatan ada kejinya, kekerasan," kata Tubagus di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020 kemarin.

"Tapi kalau dibilang enggak ada, ada kok, tapi masak iya itu ditampilkan ke media juga," tambahnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang pria yang diketahui bernama Yodi Prabowo ditemukan tewas oleh tiga orang yang sedang bermain layangan.

Baca Juga: Duh! Novel Baswedan Didesak Kembalikan Biaya Pengobatan Matanya Rp3,5 Miliar, Begini Alasannya

Mayat tersebut diketahui berprofesi sebagai Editor Metro TV. Polisi juga menemukan barang pribadi milik korban seperti satu unit motor merek Honda Beat, kamera, serta dompet.

Yodi tewas akibat tusukan di lehernya. Sebilah pisau dapur yang diduga menjadi alat untuk mengeksekusi korban diamankan di dalam jaketnya.

Awalnya, polisi menduga kuat kasus tersebut sebagai salah satu dari kasus pembunuhan.
Namun, dari bukti-bukti yang ditemukan di lapangan, kasus tersebut lebih mengarah kepada bunuh diri.

Polisi telah memeriksa 34 orang saksi atas kasus tersebut. Dari 34 orang saksi yang diperiksa itu meliputi pacar korban, keluarga, rekan terdekat, rekan kerja, dan saksi-saksi di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP).***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler