Sejarah Hari Bhakti TNI Angkatan Udara ke-74, yang Dirayakan Setiap 29 Juli

28 Juli 2021, 10:16 WIB
Ilustrasi. Berikut sejarah adanya Hari Bhakti TNI Angkatan Udara (AU) 29 Juli yang pada tahun 2021 telah menginjak ke-74. /tni-au.mil.id

PR INDRAMAYU – Pada tanggal 29 Juli setiap tahunnya di Indonesia sering dirayakan sebagai Hari Bhakti TNI Angkatan Udara yang kali ini sudah yang ke-74 kalinya.

Perayaan Hari Bhakti TNI Angkatan Udara yang ke-74 tanggal 29 Juli 2021 ini memiliki sejarah dan perjuangan yang mendalam.

Dalam artikel ini terdapat informasi sejarah dari Hari Bhakti TNI Angkatan Udara ke-74 yang diperingati setiap tanggal 29 Juli.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Bhakti TNI Angkatan Udara ke-74, 29 Juli 2021 Lengkap dengan Cara Download-nya!

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari tni-au.mil.id, berikut ini adalah sejarah kenapa tanggal 29 Juli dijadikan sebagai Hari Bhakti TNI Angkatan Udara.

Pembentukan dari TNI AU berawal dari diresmikannya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal 23 Agustus 1945, yang waktu itu masih belum memiliki fasilitas yang memadai.

Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1945 BKR kembali lagi diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.

Baca Juga: Prediksi RB Salzburg vs Atletico Madrid, Los Rojiblancos Kembali Turunkan Pemain Lapis Kedua

Beberapa kali TNI AU alami perubahan nama hingga pada tanggal 9 April 1946 diubah menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU.

Sejarah Hari Bhakti TNI Angkatan Udara

Bermula dari Belanda yang mengingkari Perjanjian Linggarjati, sekaligus memutuskan hubungan diplomatic dengan Indonesia.

Hingga pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan serangan militer ke beberapa tempat pangkalan udara TNI AU, serangan ini dikenal dengan Agresi Belanda I.

Baca Juga: 10 Link Download Twibbon Hari Bhakti Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) ke-74 29 Juli 2021

Belanda melancarkan serangan besar-besaran ke berbagai wilayah Indonesia lainnya juga dan tujuan utamanya adalah Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta, yang dianggap sebagai pusat kekuatan udara Indonesia.

Akan tetapi karena cuaca buruk akhirnya Belanda mengalihkan serangan tersebut ke beberapa pangkalan udara TNI AU lainnya seperti Pangkalan Udara Panasan Solo.

Kemudian penyerangan ke Pangkalan Udara Maospati Madiun, Bugis Malang, Pandanwangi Lumajang, Gorda Banten, Kalijati Subang, dan Cibereum Tasikmalaya.

Baca Juga: Update 8 Kode Redeem ML ‘Mobile Legends’ 28 Juli 2021 dari Moonton, Dapatkan Puluhan Hero Fragment, Terbatas!

Dan yang berada di luar Jawa Pangakalan Udara TNI AU yang diserang adalah Pangkalan Udara Gadut Bukittinggi, Sumatera Barat.

Tentu saja serangan Belanda tersebut membuat kemarahan dari pihak TNI AU, dan juga ingin menyurutkan semangat bertempur prajurit.

Karena itulah TNI AU Menyusun strategi untuk memberikan serangan balasan kepada Belanda.

Baca Juga: Jadwal Acara RTV Hari Ini Rabu, 28 Juli 2021, BoboiBoy dan Adit Sopo Jarwo Temani Siang dan Petang

Pada tanggal 28 Juli 1947 sekitar pukul 19.00 WIB, 4 kadet penerbang yaitu Suharnoko Harbani, Sutardjo Sigit, Mulyono, dan Bambang Saptoadji dipanggil oleh Kasau Komodor Udara Suryadi Suryadarma dan Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma.

Mereka dikumpulkan untuk melakukan rencana operasi udara rahasia untuk menyerang daerah kedudukan Belanda.

Pengeboman 3 Kota

Akhirnya TNI AU pada dini hari tanggal 29 Juli 1947 Kadet Penerbangan Sutardjo Sigit, Suharnoko Harbani diperintahkan untuk menyerang wilayah pendudukan Belanda di Ambarawa, Salatiga, dengan pesawat Churen yang dijadikan pesawat pengebom.

Baca Juga: 10 Kecamatan Tertinggi Covid-19 di Kota Bandung 28 Juli 2021, Sukasari Salah Satunya

Sementara itu Kadet Penerbangan Mulyono diperintahkan menyerang Semarang dengan menggunakan pesawat pengebom tukik “Driver Bomber” Guntei.

Akan tetapi Kadet Penerbangan Bambang Saptoadji yang menggunakan pesawat buru sergap Hayabusa terpaksa dibatalkan karena pesawat masih belum selesai diperbaiki.

Serangan tersebut memporakporandakan kubu-kubu pertahanan Belanda, akan tetapi untuk mengembalikan semangat tempurnya Belanda melakukan serangan balasan.

Baca Juga: Terbaru 8 Kode Redeem PUBG Mobile Hari Ini 28 Juli 2021 Segera Dapatkan Hadiah Misteriusnya dari Tencent Games

Serangan Balasan Belanda

Belanda melakukan serangan balasan terhadap pesawat Dakota VT-CLA yang merupakan pesawat berisikan obat-obatan sumbangan dari Palang Merah Malaya kepada Palang Merah Indonesia.

Pesawat tersebut tidak memiliki senjata, dan baru akan mendarat langsung ditembak oleh pesawat P-40 kittyhawk milik Belanda dan jatuh di Desa Ngoto 3 km dari sebelah Selatan Yogyakarta.

Korban yang gugur dalam serangan tersebut adalah Komodor Muda Udara Adisucipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udara Adisumarmo.

Baca Juga: 10 Kelurahan dengan Positif Aktif Tertinggi Covid-19 Kota Bandung Hari Ini 28 Juli 2021

Pengorbanan tokoh perintis AU tersebut merupakan bukti dan bhakti yang diberikan oleh TNI AU kepada bangsa dan negara ini.

Hingga akhirnya untuk mengenang peristiwa para tokoh dan perintis TNI AU maka sejak tahun 1955 tanggal 29 Juli diperingati sebagai “Hari Berkabung” TNI AU.

Mulai pada tahun 1962 diubah kembali menjadi Hari Bhakti TNI AU.***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: tni-au.mil.id

Tags

Terkini

Terpopuler