Untuk Atasi Karhutla, BPBD Riau Minta Helikopter kepada BNPB

18 Februari 2021, 19:13 WIB
Ilustrasi helikopter BNPB /Komunikas Kebencanaan BNPB/Theophilus Yanuarto/

PR INDRAMAYU - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger meminta bantuan helikopter kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB.

Bantuan helikopter tersebut demi mencegah peningkatan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.

Dikutip Pikiran-Rakyat-Indramayu.com dari riau.antaranews.com, permintaan ini disampaikannya di Pekanbaru pada Rabu, 17 Februari 2021.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-27 J-Hope BTS Memberikan Donasi untuk Pengembangan Anak

Menurutnya, helikopter yang dibutuhkan akan digunakan untuk keperluan patroli hingga langkah cepat upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan dari udara.

Untuk jumlahnya dia mengaku membutuhkan 1-3 unit helikopter atau tergantung kebutuhan petugas selama berada di lapangan.

"Jadi untuk tahap awal ini kami meminta 3 helikopter dulu. Atau sesuai dengan kebutuhan saat ini. Helikopter ini akan digunakan untuk kepentingan water bombing dan patroli udara," ucapnya.

Baca Juga: Kesal Nama Buah Hatinya Disebut Jelek, Fiersa Besari: Tak perlu sibuk meributkan doa!

Tak hanya helikopter, demi mencegah semakin meluasnya Karhutla, dia juga meminta kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.

Dibuktikan dengan telah menjalin komunikasi bersama BPPT guna memanfaatkan teknologi ini.

"Selain helikopter, juga sedang kami usahakan untuk pesawat TMC. Karena saat ini masih memungkinkan untuk dilakukannya TMC. Terutama di daerah rawan kebakaran," ujarnya.

Baca Juga: Melihat Potensi yang Bagus, Sandiaga Uno Ingin Masjid Bersejarah Jadi Tempat Wisata

Dilansir Pikiran-Rakyat-Indramayu.com dari bppt.go.id, TMC tak hanya digunakan untuk kepentingan pemadaman Karhutla.

TMC juga berfungsi untuk kepentingan memodifikasi cuaca. Bisa digunakan untuk mengisi waduk, membasahi lahan gambut, atau mengurangi curah hujan penyebab banjir.

Menurut website ini, TMC dilakukan dengan proses penyemaian awan. Biasanya mereka menggunakan bahan yang dapat menyerap air atau higroskopik.

Baca Juga: Kekeh Ingin Menikah dengan Aurel Hermansyah Di GBK, Atta Halilintar: Insyaallah Bisa

Khusus di Riau TMC digunakan untuk mengatasi Karhutla di Riau.

Kembali dilansir dari riau.antaranews.com, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Ramlan menyebutkan ada 7 daerah di Riau yang sudah tidak lagi dibasahi air hujan.

Kondisi ini menurutnya hasil monitoring yang dilakukan sejak Januari sampai Februari 2021.

Baca Juga: Saling Memuji, Song Joong Ki dan Jeon Yeo Bin Ceritakan Pengalaman Syuting Drama Vincenzo

Ketujuh wilayah tanpa hujan tersebut seperti Kepulauan Meranti, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Rokan Hilir dan Kota Dumai.

Menurutnya, ada kreteria khusus bagi wilayah yang rawan kebakaran hutan dan lahan. Yakni sudah tidak lagi dituruni hujan lebih dari 10 hari.

Otomatis menurutnya, daerah tersebut tergolong masuk dalam kategori daerah kering.

Baca Juga: Kemnaker Optimalkan Program Pelatihan Kerja untuk Menekan Angka Pengangguran

"Di wilayah tersebut kini memerlukan antisipasi agar karhutla tidak terjadi," ujarnya.

Untuk diketahui, Gubernur Riau Syamsuar telah menetapkan status siaga darurat karhutla dari 15 Februari sampai 31 Oktober 2021.

Penetapan ini beralasan lantaran sejak awal tahun 2021, sudah terjadi kasus kebakaran dengan luasan hingga 55 hektare. Merujuk dari data yang dimiliki BPDB Riau. ***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: BPPT ANTARA Riau

Tags

Terkini

Terpopuler