“Dengan adanya laboratorium ini saya berharap dapat mempercepat proses uji swab yang pada akhirnya mempercepat upaya deteksi kita terhadap Covid-19,” kata Bambang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan bahwa laboratorium biomolekuler dibangun agar dapat mengukur kasus Covid-19 di Kabupaten Indramayu, dan karena adanya keterbatasan pemeriksaan dengan menggunakan mobile PCR.
Baca Juga: Jadwal Liga Spanyol: Menanti Aksi Real Madrid dan Barcelona di El Clasico
Dia menambahkan, laboratorium biomolekuler ini merupakan yang pertama di Indramayu, kemudian akan digunakan untuk uji hasil tes swab dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Pengujian swab di laboratorium tersebut dalam satu putaran ini mencapai 94 sampel. Dalam sehari pengujian swab dapat dilakukan 3 putaran, artinya dalam sehari bisa mencapai 270 sampel dengan butuh waktu 8 jam.
Sementara target Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 248 sampel dalam sehari. Artinya laboratorium biomolekuler Indramayu ini melebihi dari target BNPB.
Baca Juga: Menaker dan UIN Malang Jalin Kesepahaman Bersama Tentang Penyiapan SDM dengan Kebutuhan Pasar Kerja
Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan sehari sebanyak 248 sampel.
Oleh karena itu, laboratorium biomolekuler Indramayu ini mampu melebihi yang ditargetkan oleh BNPB.
“Saat ini kami memiliki sebelas personil. Terdiri satu kepala laboratorium, empat orang analis, satu orang dari biologi, dan satu orang dokter umum,” tegas Deden.***