Acara yang tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 tersebut terselenggara atas dukungan beberapa lembaga NU yang ada di Indramayu.
Di antaranya adalah Muslimat NU, Fatayat NU, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Indramayu, dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIH) NU Sukagumiwang.
Baca Juga: Kisruh Kata Anjay Hingga Anjayani, Lutfi Agizal Mendadak Hebohkan Warganet dengan Kata 'Anjalathi'
Selain itu, dukungan juga datang dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Indramayu, dan lain sebagainya.
Buku Penakluk Badai bercerita tentang biografi pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hasyim Asyari. Novel-biografi tersebut direncanakan akan menjadi bagian dari Trilogi NU yang bercerita tentang KH. Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid.
“Figur Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari sangat mengagumkan dan komplit. Beliau mengusung gagasan brilian pada jamannya. Sekalipun pada 7 September 1947 (1367 H), K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari, yang bergelar Hadrat Asy-Syaikh (seorang guru besar di kalangan pesantren) mengembuskan napas terakhirnya, namun berdasarkan keputusan Presiden No. 29/1964, beliau diakui sebagai seorang pahlawan kemerdekaan nasional.
“Ketokohannya tidak sekadar dalam bidang sosial keagamaan, melainkan juga dalam bidang kenegaraan,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqiel Siradj, dalam kata pengantar di buku tersebut.***