MITOS ATAU FAKTA, Makanan-Minuman Berbahan Coklat Penyebab Obesitas, Diabetes, Sakit Gigi, hingga Jerawat?

1 Agustus 2022, 07:54 WIB
Ilustrasi mitos makanan dan minuman berbahan coklat. /Pexels/Isaiah Quindo//

INDRAMAYUHITS – Banyak mitos yang berseliweran tentang bahaya coklat bagi kesehatan dan gangguan tubuh.

Pertanyaanya, benarkah coklat menurut ahli dan penelitian bisa menimbulkan banyak konsekuensi sebagaimana mitos yang berkembang? Cek faktanya di sini.

Coklat dengan aneka varian produknya banyak disukai masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Baca Juga: Persib Main Buruk, Bobotoh Ramai-ramai Minta Manajemen Ganti Robert Albert dengan Paul Munster

Mulai dari makanan anak-anak, es krim, toping berbagai menu, isi berbagai aneka makanan, hingga ragam minuman, banyak ditemui menggunakan bahan coklat.

Di luar banyak orang yang menyukai, di kalangan masyarakat, juga beredar informasi aneka mitos tentang coklat bagi yang mengonsumsinya.

Sehingga, banyak orang termakan mitos hingga benar-benar menghindari untuk mengonsumsi coklat.

Baca Juga: Bertemu Rapper Panutan J Cole di Festival Lollapalooza, Ini Reaksi Girang J-Hope BTS

Dilansir dari PMJ Sabtu 30 Juli 2022, berikut ini sejumlah mitos yang berseliweran di masyarakat, padahal tidaklah sesuai fakta.

Tidak Baik untuk Tubuh

Tak sedikit yang mengatakan bahwa mengonsumsi coklat bisa mengalami gangguan kesehatan hingga obesitas.

Pandangan sebaliknya disampaikan ahli nutrisi di AS Lisa Moskovitz yang mengungkapkan, coklat terutama dark chocolate menyediakan nutrisi dan pendukung kesehatan termasuk antioksidan penangkal stres serta mineral besi.

Baca Juga: Shio Macan dan Kelinci: Ramalan Peruntungan Senin 1 Agustus 2022, Jangan Meratap Nanti Terpuruk, Ayo Bangkit

“Mungkin sulit untuk percaya bahwa sesuatu yang rasanya sangat enak tidak buruk bagi Anda, tapi itulah yang terjadi pada cokelat," ujar Moskovitz.

Tingkatkan Gula Darah dan Berisiko Diabetes

Masih menurut Moskovitz, coklat memang mengandung tambahan gula yang bisa menaikkan gula darah.

Namun demikian, coklat juga memiliki antioksidan yang justru bisa melindungi dari diabetes.

Baca Juga: Persib Merana, Persija Berpesta, Bobotoh Kecewa dan Tagar #RobertOut Menggema di Sosial Media

Moskovitz memberikan solusi bagi yang ingin makan coklat tapi khawatir berisiko gula darah tinggi dan diabetes.

Ia menyarankan agar memilih coklat hitam atau coklat rendah gula.

Berikutnya, seimbangkan sisa hari dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat untuk menstabilkan gula darah, lemak, sayuran, dan protein tanpa lemak.

Baca Juga: Drama Gol Menit Akhir Arema FC, Bikin Pelatih PSIS Merasa Terbunuh

Langkah ini, kata dia, akan membantu melindungi kesehatan memuaskan dahaga.

Menimbulkan Obesitas (Gemuk)

Jika makan coklat terlalu sering dan bahkan terlalu banyak, jelas saja ini akan bikin gemuk dan kenaikan berat badan yang terjadi bakal cukup drastis.

Namun, konsumsi secukupnya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap berat badan.

Baca Juga: Kalahkan Manchester City, Liverpool Juara Community Shield, Rekrutan Mahal Darwin Nunez Cetak Gol

Penyebab Sakit Gigi

Masyarakat sudah kadung banyak yang sepakat bahwa makanan coklat bisa merusak gigi anak-anak dan menimbulkan rasa sakit suatu ketika.

Berdasarkan studi, justru efek plak gigi dari coklat justru lebih sedikit dan kecil ketimbang plak yang berkembang akibat mengonsumsi gula meja murni.

Gigi sakit dan berlubang telah diteliti di mana hasilnya justru tak membuktikan adanya kaitan antara kerusakan gigi dengan coklat.

Baca Juga: Shio Tikus dan Shio Kerbau: Ramalan Peruntungan Senin 1 Agustus 2022, Dapat Rezeki yang Tak Disangka

Penelitian di Universitas Osaka Jepang, biji kakao yang merupakan bahan utama pembuatan coklat malah sebenarnya ampuh dalam melawan bakteri dalam mulut

Sehingga hal ini membuktikan kalau coklat itu aman asal campuran gulanya tak terlalu banyak.

Menimbulkan Jerawat

Dalam analisa Moskovitz, sejauh ini tidak ada penelitian yang secara pasti menguatkan argumentasi bahwa coklat bisa menyebabkan jerawat.

Baca Juga: KULIAH ONLINE GRATIS! Pendaftaran Beasiswa S1 IAIN Cirebon Ditutup 5 Hari Lagi, Tersedia 2.000 Kuota

Meskipun diet tinggi gula dapat memperburuk kondisi kulit berjerawat, namun itu bukan penyebab utama.

Menurut Moskovitz, jerawat sering disebabkan banyak hal termasuk jenis kulit, hormon, usia, genetika, faktor lingkungan, dan rutinitas perawatan kulit.

Dikatakan, mengonsumsi makanan antiinflamasi, kaya antioksidan dan kaya nutrisi benar-benar dapat menjinakkan volatilitas kulit.

“Jadi, jika Anda khawatir tentang seperti apa wajah Anda pada pagi hari, lakukan diet seimbang termasuk cokelat," tandas Moskovitz. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler