Peringati Hari Santri Nasional, Ketua PWNU Jabar Singgung 4 Kriteria Pendidikan Nabi Ibrahim

- 22 Oktober 2020, 21:17 WIB
PWNU Jabar Gelar peringatan Hari Santri Nasional 2020 bertajuk Refleksi Peran Pesantren dan Istighosah Kubro pada 22 Oktober 2020.* /NU Online Jabar/
PWNU Jabar Gelar peringatan Hari Santri Nasional 2020 bertajuk Refleksi Peran Pesantren dan Istighosah Kubro pada 22 Oktober 2020.* /NU Online Jabar/ /

“Dari Siti Hajar, Nabi Ibrahim punya keturunan Nabi Ismail. Nabi Ismail memang tidak langsung melahirkan nabi, tapi komunitas suku, namanya Zurhum. Bani Zurhum melahirkan Bani Araq.

"Bani Araq melahirkan Bani Quraisy. Bani Quraisy melahirkan Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Bani Hasyim dan Bani Muthalib melahirkan sayyidul anbiya wal mursalin, junjungan kita, Nabi Besar Muhammad,” ujar Hasan.

Baca Juga: Rayakan Hari Jadi yang ke-40, Fiat Panda Hadirkan Pembaharuan Model yang Ciamik

Terdapat aspek pendidikan yang bisa diambil sebagai pelajaran dari suksesnya keturunan Nabi Ibrahim tersebut. Konsep yang diabadikan tersebut berbunyi, rabbanā wab'aṡ fīhim rasụlam min-hum yatlụ 'alaihim āyātika wa yu'allimuhumul-kitāba wal-ḥikmata wa yuzakkīhim, innaka antal-'azīzul-ḥakīm.

Cuplikan ayat di atas dinilai Hasan memiliki 4 kriteria pendidikan Nabi Ibrahim yang telah dipraktekkan pondok pesantren.

Pertama adalah kebersihan hati dan jiwa para pendidik. Dengan bersihnya hati dan jiwa, para pendidik akan dapat diterima oleh muridnya dengan hati dan jiwa yang bersih pula. Hasilnya, ilmu dari pendidik menjadi mudah dipahami murid.

Baca Juga: Satu Tahun Kepemimpinan Jokowi-Amin, Berikut Sederetan Kinerja Bidang Polhukam Kata Mahfud MD

“Untuk membersihkan hati dan jiwa seseorang adalah dengan membaca kitab Allah. Ini yang pertama dan itu adanya di pesantren,” ujar Hasan

Kedua, konsep pendidikan mengajarkan kitab Allah. Perlu pemahaman dan pengaplikasian dalam membaca kitab Allah, tidak hanya mengenal huruf, membaca berlembar-lembar, dan sebagainya.

Ketiga, pendidik mengajarkan hikmah. Salah satu hikmah yang diajarkan di pesantren adalah al-qaul al-baligh (perkataan yang tidak menyakiti). Hikmah penting untuk diajarkan agar pembelajaran di pesantren mudah diterima santri.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x