Rencana yang dianggap strategis ini akan dibahas dan diputuskan bersama perwakilan kabupaten/kota di Jabar. Dia berharap bisa digelar pada pekan ini di Gedung Sate, Kota Bandung.
“Minimal hari Rabu (15/12/2021) nanti, kita akan mengundang utusan dari 27 kota/kabupaten di Jabar ke Gedung Sate untuk membicarakan masalah ini, sehingga kami tidak membuat keputusan sendiri, tetapi hasil kebersamaan dan kesepakatan dengan para kiai, termasuk di dalamnya kolaborasi dengan Kementerian Agama dan MUI Provinsi Jabar,” papar Uu.
Baca Juga: Let’s Go Klaim Kode Redeem FF Terbaru 14 Desember 2021, Pastikan Lebih Seru Lagi Permainanmu
Lebih lanjut Uu meminta masyarakat, khususnya para orang tua yang anaknya menjadi santri di ponpes-ponpes, agar tidak terbawa stigma negatif akibat kasus pemerkosaan santriwati di Kota Bandung.
Dikatakan, keberlangsungan aktivitas santriwan dan santriwati di pesantren Jabar dilakukan secara terpisah dan terbatas, sehingga moral dan etika para santri tetap terjaga. Uu meyakinkan masyarakat bahwa pontren di Jabar aman dan terkendali.
“Saya minta dan mohon kepada orang tua untuk tidak terbawa image-image yang menggoreng berita ini seolah-olah pesantren itu negatif. Orang tua jangan takut memasukkan anaknya ke pntren. Yang (anaknya) sudah (masuk ponpes) pun, jangan merasa gerah,” tuturnya.
Baca Juga: Inilah Hasil Terbaru Drawing Babak 16 Besar Liga Champions 2021-2022
Pontren di Jabar, kata Uu, ada 1.500 dan jumlah santrinya sekitar 4,8 juta. Ia yakin semuanya aman dan terkendali.
Pasalnya, di pesantren laki-laki dan perempuan dipisah, termasuk guru laki-laki dan perempuan. Aktivitas sehari-hari juga ada pembatasan. Sehingga, akan terjaga moral dan etika. ***