Tensi Kian Memanas, AS Tak Main-main Kerahkan Pembom Siluman B-2 ke Pulau Kecil Samudra Hindia

- 14 Agustus 2020, 12:15 WIB
Pesawat pembom siluman B-2.
Pesawat pembom siluman B-2. /

PR INDRAMAYU - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) kembali mengerahkan tiga pesawat pembom siluman B-2 ke pulau kecil Diego Garcia di Samudra Hindia.

Pengerahan pesawat ini dilakukan saat Tiongkok terus meningkatkan latihan militer tembakan langsungnya.

South China Morning Post pada Kamis, 13 Agustus 2020 memberitakan, Pembom Spirit berkemampuan nuklir B-2A Amerika diketahui lepas landas pada Selasa, 11 Agustus 2020.

Baca Juga: Pemerhati Budaya Geram dan Kecewa Berat, Motif Batik Mega Mendung Dijadikan Karpet dan Diinjak-injak

Pesawat tersebut bergerak meninggalkan landasan dari pangkalan angkatan udara Whiteman di Missouri untuk terbang melintasi Australia utara dan menuju pangkalan militer bagian dari Wilayah Samudra Hindia.

Menurut informasi dari militer AS, pesawat tersebut telah mengisi bahan bakar di udara beberapa kali.

Terakhir kali para pembom dikerahkan ke Diego Garcia, yang terletak sekitar 1.200 km (745 mil) selatan Maladewa, adalah empat tahun lalu selama periode ketegangan di Laut Cina Selatan.

Baca Juga: Heboh Temuan Objek Asing Mirip UFO, Pentagon Pasang Badan Ambil Sikap Lakukan Penyelidikan

Itu setelah pengadilan arbitrase internasional menolak klaim Beijing atas sengketa perairan di Laut China Selatan.

Sedangkan ketiga pembom dengan call sign Reaper 11, 12 dan 13 tidak melewati daerah sensitif di Pasifik barat, Laut Cina Selatan atau Selat Taiwan.

"Kehadiran mereka di Diego Garcia adalah tanda yang jelas dari kekuatan militer Amerika Serikat di Indo-Pasifik," kata pengamat.

Baca Juga: Perseteruan Anak Amien Rais di Pesawat Terdengar ke Dirut Maskapai, Irfan: Sedang Ditangani Polisi

"Pergerakan tenaga nuklir berbasis udara adalah demonstrasi kekuatan," kata Zhao Tong, seorang rekan senior di program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace di Beijing.

“Tidak perlu ada teguran,” tambahnya seperti diberitakan Galamedia dengan judul 'China Ketar-Ketir, Pembom Siluman Nuklir Amerika Serikat Diboyong ke Pangkalan Udara Samudra Hindia'.

Tidak seperti kapal selam yang kurang terlihat, dan rudal darat, yang kurang bergerak, pembom strategis, yang dapat dikerahkan dan ditarik sesuka hati, sering digunakan sebagai alat untuk mengintimidasi musuh.

Baca Juga: Anak Amien Rais 'Gelut' dengan Pimpinan KPK di Pesawat, Sempat Ditegur 3 Kali Tapi Malah Marah-marah

B-2 berbentuk kelelawar merupakan pembom strategis tercanggih di dunia, dengan kemampuan siluman yang dapat menembus sistem pertahanan udara.

"Sebuah pembom siluman sulit dideteksi atau dicegat," kata komentator militer yang berbasis di Beijing, Zhou Chenming.

"Jadi jika itu terbang ke wilayah udara China dengan hulu ledak nuklir, terserah Amerika untuk memutuskan apakah mereka ingin memulai perang."

Baca Juga: Anak Amien Rais 'Gelut' dengan Pimpinan KPK di Pesawat, Sempat Ditegur 3 Kali Tapi Malah Marah-marah

Pengerahan pembom AS dilakukan di tengah periode manuver militer yang intens oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), karena Beijing kian bersitegang tidak hanya dengan AS, tetapi juga Taiwan dan India.

PLA menuduh Amerika Serikat "terus melakukan tindakan negatif yang mengirimkan pesan yang salah" kepada pasukan kemerdekaan di Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan sendiri yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

"Pasukan kami akan waspada setiap saat dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melawan setiap upaya untuk memecah negara dan membuat Taiwan merdeka," kata juru bicara Komando Teater Timur, Kamis 13 Agustus 2020.

Baca Juga: Logo HUT ke-75 RI Disebut Menyerupai Lambang Salib, Aa Gym: Sangat Bisa Dimaklumi karena Memang Gitu

Zhou mengatakan bahwa meskipun China tidak dapat berbuat apa-apa tentang pengerahan militer AS, China mungkin merespons dengan meningkatkan kemampuan serangan baliknya.

"Perubahan keseimbangan kekuatan yang disebabkan oleh pengerahan (AS) mungkin menyebabkan krisis baru," katanya.

“Itu tidak membantu menyelesaikan masalah, tapi memperburuknya," tambah Zhao.*** (Dicky Aditya/Galamedia)

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x