Diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Fenomena Covid-19 di Bangladesh, Warga Pilih Mati di Rumah Ketimbang ke Rumah Sakit', pihak Dinas Kesehatan setempat berdalih, kebanyakan pasien enggan ke rumah sakit lantaran cuma menderita gejala ringan.
"Sebagian besar pasien menderita gejala ringan. Layanan telemedicine pun cukup, mungkin itu alasannya banyak tempat tidur di rumah sakit kosong," jelas Kepala Deputi Dinas Kesehatan setempat, Nasima Sultana, dikutip dari AFP.
Baca Juga: Terlibat Prostitusi, Artis Ibu Kota Lagi-lagi Digelandang Polisi, Begini Kronologi Penangkapannya
Namun hal yang berbeda justru disampaikan aktivis HAM untuk kesehatan Bangladesh, Rashid e Mahbub.
"Persepsi negatif sudah terlanjur tercipta, dan membuat banyak pasien lebih memilih di rumah. Cuma sedikit yang mampu mendapat perawatan di rumah sakit swasta.
Seorang wanita yang menderita Covid-19 bersama 7 anggota keluarganya mengungkapkan alasannya tak mau ke rumah sakit.
Baca Juga: Kabar Duka, Ayah Ivan Gunawan Meninggal Dunia, Minta Media Tak Menghubunginya Sementara Waktu
Bahkan ketika ibunya kesulitan bernapas hingga ke level yang berbahaya, dia tetap enggan ke rumah sakit atau sekedar menyewa tabung oksigen.
"Kami mendengar dokter dan perawat di rumah sakit ogah mendekati pasien karena takut tertular," ucap wanita itu.*** (Agil Hari Santoso/Pikiran Rakyat)