Fenomena Langka, Ribuan Warga Covid-19 Negara Ini Lebih Pilih Mati di Rumah daripada ke Rumah Sakit

- 13 Juli 2020, 13:21 WIB
SUASANA rumah sakit di Bangladesh. Ribuan tempat tidur di rumah sakit kosong meski angka penderita Covid-19 di Bangladesh terus merangkak naik.*/AFP via Pikiran-Rakyat.com
SUASANA rumah sakit di Bangladesh. Ribuan tempat tidur di rumah sakit kosong meski angka penderita Covid-19 di Bangladesh terus merangkak naik.*/AFP via Pikiran-Rakyat.com /

PR INDRAMAYU - Tenaga medis di seluruh dunia masih terus dihadapkan pandemi virus corona baru, Covid-19 ini.

Kasus baru setiap harinya terus mengalami penambahan. Hal tersebut pun lantas membuat angka pasien rawat inap di rumah sakit terus bertambah pula.

Namun rupanya, fenomena yang berbeda justru terjadi di Dhaka, Bangladesh.

Baca Juga: Warungnya Sempat Disinggahi Yodi Prabowo, Pemilik Warung: Pisau Saya Begini, Tidak Ada yang Begitu

Warga di negara itu lebih memilih untuk mati di rumah sendiri daripada harus pergi ke rumah sakit.

Tak heran, ribuan tempat tidur rumah sakit di beberapa wilayah Bangladesh pun tampak kosong meski angka penderita Covid-19 terus merangkak naik.

Bangladesh telah mencatat 180.000 kasus positif Covid-19 dengan rata-rata 3.000 penambahan kasus baru setiap harinya.
Jumlah pasien yang meninggal pun telah mencapai 2.275 orang per Jumat, 10 Juli 2020 lalu.

Baca Juga: Melayat ke Rumah Duka Ayahanda Ivan Gunawan, Ayu Ting Ting: Selesai Kerja Langsung Kesini

Data itu tak sejalan dengan jumlah pasien di rumah sakit. Di Ibu Kota Dhaka saja, 4.750 dari 6.305 tempat tidur yang tersedia, ditelantarkan begitu saja lantaran tak ada pasien yang mau dirawat.

Diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Fenomena Covid-19 di Bangladesh, Warga Pilih Mati di Rumah Ketimbang ke Rumah Sakit', pihak Dinas Kesehatan setempat berdalih, kebanyakan pasien enggan ke rumah sakit lantaran cuma menderita gejala ringan.

"Sebagian besar pasien menderita gejala ringan. Layanan telemedicine pun cukup, mungkin itu alasannya banyak tempat tidur di rumah sakit kosong," jelas Kepala Deputi Dinas Kesehatan setempat, Nasima Sultana, dikutip dari AFP.

Baca Juga: Terlibat Prostitusi, Artis Ibu Kota Lagi-lagi Digelandang Polisi, Begini Kronologi Penangkapannya

Namun hal yang berbeda justru disampaikan aktivis HAM untuk kesehatan Bangladesh, Rashid e Mahbub.

"Persepsi negatif sudah terlanjur tercipta, dan membuat banyak pasien lebih memilih di rumah. Cuma sedikit yang mampu mendapat perawatan di rumah sakit swasta.

Seorang wanita yang menderita Covid-19 bersama 7 anggota keluarganya mengungkapkan alasannya tak mau ke rumah sakit.

Baca Juga: Kabar Duka, Ayah Ivan Gunawan Meninggal Dunia, Minta Media Tak Menghubunginya Sementara Waktu

Bahkan ketika ibunya kesulitan bernapas hingga ke level yang berbahaya, dia tetap enggan ke rumah sakit atau sekedar menyewa tabung oksigen.

"Kami mendengar dokter dan perawat di rumah sakit ogah mendekati pasien karena takut tertular," ucap wanita itu.*** (Agil Hari Santoso/Pikiran Rakyat)

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x