Kota Mariupol Dikepung Wabah Panyakit Akibat Perang, Zelenskiy Mulai Frustrasi Lihat Uni Eropa Pasif

- 11 Juni 2022, 19:37 WIB
Potret kota pelabuhan Mariupol setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Potret kota pelabuhan Mariupol setelah invasi Rusia ke Ukraina. /Alexander Ermochenko/REUTERS/

INDRAMAYUHITS – Di selatan Ukraina, Kota Mariupol mengalami kondisi yang sangat memilukan, wabah penyakit disentri dan kolera menyerang warga yang masih tersisa.

Walikota Mariupol mengungkapkan, hal itu disebabkan sistem sanitasi rusak akibat gempuran dan mayat membusuk di jalanan.

“Ada wabah disentri dan kolera. Perang yang memakan 20.000 penduduk. Sayangnya, dengan wabah infeksi ini, akan merenggut ribuan nyawa penduduk Mariupol lagi," ungkap walikota kepada televisi nasional yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Geger Tarumanagara! Kemolekan Tubuh Indah Permaisuri Bikin Pembunuh Lupa Tugas Menikam Maharaja Wisnuwarman

Dia meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komite Internasional Palang Merah untuk bekerja membangun koridor kemanusiaan.

Tujuannya untuk memberikan akses yang aman bagi penduduk yang tersisa meninggalkan kota, yang sekarang berada di bawah kendali Rusia.

Akibat perang yang lebih luas, badan pangan PBB mengatakan, pengurangan ekspor gandum dan komoditas pangan lainnya dari Ukraina dan Rusia dapat menimbulkan kelaparan kronis.

Baca Juga: Demi Persija Juara, Thomas Doll Ubah Total Gaya Permainan Lama yang Tak Sesuai Filosofinya

Dipastikan mencapai hingga 19 juta lebih orang terkena dampak secara global selama tahun depan.

Presiden Volodymyr Zelenskiy menyerukan agar Ukraina dimasukkan sebagai bagian dari Barat, dengan jaminan yang mengikat untuk perlindungannya.

Meminta Uni Eropa untuk menerima Ukraina sebagai calon anggota, dia mengatakan pada konferensi di Kopenhagen melalui videolink.

Baca Juga: INDONESIA MASTER 2022: Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Kalahkan Ganda Putri Malaysia, Siapa Lawan di Final?

"Uni Eropa dapat mengambil langkah bersejarah yang akan membuktikan bahwa kata-kata tentang orang-orang Ukraina milik keluarga Eropa bukan hanya kata-kata," ujarnya.

Perang di timur, di mana Rusia memusatkan perhatiannya, sekarang terutama merupakan pertempuran artileri di mana Kyiv dipersenjatai dengan parah, kata para pejabat Ukraina.

Itu berarti gelombang peristiwa dapat diubah hanya jika Barat memenuhi janji untuk mengirim persenjataan yang lebih banyak dan lebih baik termasuk sistem roket yang telah dijanjikan Washington dan lainnya. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah