Hamas dan Israel telah terlibat dalam beberapa bentuk konflik sejak kelompok Palestina itu didirikan pada 1980-an.
Konflik yang melibatkan aksi militer dan militan Gaza tersebut dimulai ketika Hamas menembakkan rentetan roket ke daerah Yerusalem.
Serangan tersebut sebagai tanggapan atas beberapa penggerebekan polisi zionis Israel di Masjidil Aqsa, salah satu situs paling suci dalam Islam.
Baca Juga: Vaksinasi Gotong Royong Resmi Dibuka, Begini Cara Pendaftarannya
Selain itu, ditambah rencana penggusuran yang dilakukan Israel terhadap beberapa keluarga Palestina dari rumah mereka.
Penyebab utama peperangan tersebut tetap mengenai pertempuran dalam mempertahankan hak atas tanah di Yerusalem dan Tepi Barat.
Ketegangan agama yang terjadi di Kota Tua Yerusalem, dan tidak adanya proses perdamaian untuk menyelesaikan konflik. Hal ini menyebabkan Gaza tetap berada di bawah hukum blokade oleh Israel dan Mesir.
Baca Juga: Israel dan Hamas Setujui Gencatan Senjata, Berikut Kronologinya
Meskipun konflik tersebut menjadikan momen yang jarang terjadi untuk menyatukan persatuan antara orang-orang Palestina di Tepi Barat, antara Israel dan Gaza, masih belum jelas apakah itu akan secara signifikan mengubah posisi dan rasa penindasan mereka.
Mengingat hal tersebut juga mengarah pada sejarah masa lalu mengenai serangan kekerasan di Israel oleh massa Arab dan Yahudi, dan menyoroti dekade frustrasi di antara warga Arab Israel yang berjumlah sekitar 20 persen dari populasi dan sering menghadapi diskriminasi.