Gunung Berapi di Pulau Karibia Timur Kembali Meletus, Warga Sekitar Kekurangan Pasokan Air Minum

- 13 April 2021, 17:30 WIB
Ilustrasi gunung meletus. Gunung Berapai di Pulau Karibia Timur kembali meletus dan warga sekitar membutuhkan bantuan serta perlindungan.*
Ilustrasi gunung meletus. Gunung Berapai di Pulau Karibia Timur kembali meletus dan warga sekitar membutuhkan bantuan serta perlindungan.* /Pixabay/StockSnap/

PR INDRAMAYU - Setelah meletus dan memuntahkan gas sulfur dan abu beberapa waktu lalu, gunung berapi di Pulau St. Vicent, Karibia Timur kembali memuntahkan material vulkanik pada Senin, 12 April 2021.

Ledakan kali ini dinilai cukup besar karena aliran gas panas dan material vulkanik disebut bergerak cepat ke sisi selatan dan barat daya gunung berapi.

"Itu (material vulkanik) menghancurkan segala sesuatu di jalurnya," sebut direktur Pusat Penelitian Seismik Universitas Hindia Barat, Erouscilla Joseph dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Aljazeera.

Baca Juga: Niat Shalat Tarawih dan Witir Berjamaah Hingga Sendiri Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

Beruntung sebelum peristiwa terjadi, pemerintah setempat telah mengevakuasi 16.000 orang warga yang bermukim di kaki gunung.

Proses evakuasi dilakukan pada 9 April 2021, setelah pemerintah setempat memberikan tanda bahaya.

Hal ini dilakukan setelah mereka mengetahui pergeseran aktivitas vulkanik di kawah gunung.

Baca Juga: Kemenkumham Tegaskan Pemerintah Tak Ambil Keuntungan dari Pemungutan Royalti Musik

Sayang, akibat aktifitas gunung berapi, membuat persediaan air minum di pulau itu tercemar.

Termasuk memutus pasokan aliran listrik untuk kebutuhan warga sehari-hari.

Menurut Erouscilla, ini terjadi setelah gunung mengeluarkan suara ledakan yang dahsyat.

Baca Juga: AHY Beberkan Alasan Mencabut Gugatan ke-10 Penggerak KLB Sibolangit, Sumut

"Ada ledakan yang sangat besar. Terbesar hingga saat ini," ucapnya.

Kondisi tragis ini dibenarkan langsung oleh juru bicara dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Stephane Dujarric.

Ia mengatakan seluruh penduduk di pulau tak lagi memiliki pasokan air minum dan listrik yang diakibatkan letusan dan abu dari gunung berapi.

Baca Juga: 7 Cara Mendorong Produktivitas Selama Menjalankan Puasa Ramadhan, Salah Satunya Menolong Orang Lain

Tak hanya itu, Dujarric juga menuturkan jika 20.000 orang disana membutuhkan bantuan dan perlindungan.

Hal itu karena muntahaan gunung memutuskan mata pencahrian warga. Dimana, sebagian besar mereka merupakan petani pisang.

"Letusan telah mempengaruhi sebagian besar mata pencaharian di bagian utara pulau itu, termasuk sektor pertanian pisang, dengan abu dan aliran lahar yang menghambat jalur pendistribusian barang," ujarnya. ***

 

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x