PR INDRAMAYU – Akademisi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (UPN Veteran Jatim), Yohanes Ivan Adi Kristianto, menyatakan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau yang lebih dikenal ASEAN perlu membarui tujuan terkait konflik Asia Tenggara termasuk kudeta militer Myanmar.
Menurut akademisi UPN Veteran Jatim tersebut, terdapat konflik di Asia Tenggara termasuk kudeta militer Myanmar yang perlu disikapi ASEAN dengan membarui tujuannya.
Konflik yang baru-baru ini terjadi di Asia Tenggara adalah kudeta militer Myanmar. Menurut akademisi UPN Veteran Jatim, ASEAN perlu membarui tujuannya berkaitan dengan konflik tersebut.
Kudeta militer di Myanmar tersebut ditengarai menjadi tantangan terbaru bagi ASEAN yang berdiri sejak 1967 silam.
Tujuan pendirian ASEAN kala itu adalah menciptakan stabilitas dan keamanan regional,serta mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial.
Menurut Yohanes, ironisnya sikap ASEAN terhadap konflik di Myanmar cenderung lemah serta terbelah.
“Filipina, Kamboja, dan Thailand memilih untuk menunggu sebelum menentukan sikap. Vietnam, Brunei Darussalam, dan Laos cenderung diam,” tutur Yohanes.