Pakar Kekerasan Politik AS Ungkap Sikap Tak Terduga Donald Trump hingga Singgung Efek Misinformasi

- 7 Januari 2021, 19:20 WIB
Potret Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump.
Potret Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump. /Instagram.com/@realdonaldtrump

PR INDRAMAYU – Situasi politik di Amerika Serikat (AS) memanas setelah sejumlah pendukung Donald Trump berkumpul di gedung Capitol Hill baru-baru ini.

Pemicu terjadinya hal tersebut diduga akibat mereka tidak menerima kekalahan Donald Trump pada Pemilihan Presiden AS November 2020 lalu.

Situasi politik negeri Paman Sam memang sempat memanas akibat perkataan Donald Trump yang merasa dicurangi dalam pemilu Presiden tersebut.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Masjid Istiqlal Tak Adakan Salat Jumat Akibat Dikuasai PKI? Simak Faktanya!

Pakar kekerasan politik AS, Ore Koren, menyatakan ucapan-ucapan calon Presiden petahana AS itu termasuk dalam kategori memobilsasi dukungan serta mencoba membuat dukungan untuk mendesak lewat saluran formal.

Ore Koren menyampaikan hal tersebut saat diwawancarai Naomi Shalit yang merupakan editor senior The Conversation US.

“Yang kita lihat hari ini, menurut saya, lebih berhubungan dengan sikap Trump yang sulit diduga dan hal-hal yang tidak bisa kita pertimbangkan dalam model-model yang bisanya kami gunakan untuk meneliti kekerasan politik,” tutur Koren.

Baca Juga: Jadi Orang Pertama yang Terima Vaksinasi, Jokowi: Bukan Hendak Mendahulukan Diri Sendiri

Menurut Koren, terjadinya kerumunan tersebut merupakan preseden buruk. Pasalnya AS tidak memiliki sejarah kekerasan politik dalam beberapa waktu.

Terjadinya kerumunan tersebut mengharuskan AS menulisnya dalam catatan peristiwa. Hal itu dianggap bukanlah sesuatu yang baik.

“Yang berkontribusi besar di sini adalah misinformasi. Orang-orang bergerak berdasarkan konspirasi tanpa bukti,” tutur Koren dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari The Conversation.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Beredar Foto Wanita Australia dan Bayi Kembar, Simak Penjelasannya!

Misinformasi dianggap sebagai masalah utama yang harus segera diatasi.

Akar masalahnya adalah orang-orang mendasarkan keyakinan pada apa yang dirasakan, bukan pada kenyataan.

Tindakan untuk menanggulanginya bergantung kepada respons negara, politikus, pihak keamanan, dan semua orang. Koren mewanti-wanti akan potensi kekerasan yang terjadi di masa depan.

Baca Juga: Pengacara Habib Rizieq Hadirkan Dua Saksi di Sidang Ketiga Praperadilan, Begini Keterangannya

“Tapi memiliki catatan sejarah kekerasan politik adalah prediktor kuat terjadinya kekerasan pada masa depan,” tuturnya.

Menurut Koren, pemerintah AS harus segera unjuk gigi dalam melindungi demokrasi Amerika bahkan jika harus menurunkan kekuatan sekalipun.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: The Conversation AS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah