Amerika Serikat Masih Tutup Perbatasan Hingga Desember, Kasus Covid-19 Rusia Tembus 2 Juta

19 November 2020, 19:48 WIB
Ilustrasi penyebaran Covid-19./Syaibatul Hamdi/Pixabay /

PR INDRAMAYU – Di tengah memburuknya pandemi Covid-19 di Amerika Serikat (AS), perbatasan darat dengan negara tetangga (Kanada dan Meksiko) masih diberlakukan paling cepat sampai 21 Desember 2020 mendatang.

Hal ini disampaikan para pejabat di Washington (ibukota AS) dan Ottawa (ibukota Kanada) kepada Reuters pada Rabu, 18 November 2020.

Kementerian Luar Negeri Meksiko turut mengamini hal tersebut. Lembaga itu menyampaikannya pada Rabu malam melalui akun Twitter resminya. Perpanjangan 30 hari diharapkan disepakati ketiga negara.

Baca Juga: Polresta Cirebon Ungkap Sebanyak 65 Kasus Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan

"Setelah meninjau perkembangan penyebaran Covid-19 di kedua negara ... Meksiko mengusulkan kepada Amerika Serikat untuk memperpanjang satu bulan lagi pembatasan penyeberangan darat nonesensial di perbatasan bersama kedua negara," ujar Kementerian Luar Negeri Meksiko.

Itu artinya akan ada perpanjangan pembatasan terkait perjalanan lintas batas negara yang dianggap tidak penting. Semula pembatasan itu akan berakhir pada Sabtu, 21 November 2020.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs ANTARA, kasus Covid-19 di negeri Paman Sam menempati posisi teratas di dunia. Kanada dan Meksiko pun mengalami peningkatan kasus.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Memburuk, Rupiah Ditutup Melemah pada Kamis Sore 19 November 2020

Pembatasan antara ketiga negara itu pertama kali diberlakukan pada Maret 2020 lalu. Perpanjangan dilakukan setiap 30 hari dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Akibat pembatasan itu, data kunjungan warga AS ke Kanada mengalami penurunan hingga 95 persen dibandingkan Agustus 2019. Informasi ini diungkap lembaga statistik Kanada.

Sementara itu, kasus Covid-19 di Rusia tembus 2 juta pada Kamis, 19 November 2020. Jumlah kasus dan kematian harian di negeri beribukota Moskow mencapai rekor tertinggi.

Baca Juga: Aa Gym Trending Topik di Twitter, Dianggap Tampar Keras Narasumber Indonesia Lawyers Club

Jumlah kasusnya dikabarkan menempati posisi tertinggi kelima dunia. Posisi pertama hingga keempat ditempati AS, India, Brazil, dan Prancis.

Meskipun alami peningkatan kasus, otoritas setempat tidak berencana memberlakukan pembatasan di seluruh negara yang terletak di benua Eropa dan Asia tersebut sebagaimana apa yang dilakukan pada awal 2020.

Otoritas setempat akan tetap memberlakukan aturan ketat mengenai kebersihan, jaga jarak, penggunaan masker dan sarung tangan, dsb.

Baca Juga: Peringatan Hari Toilet, Data Mengungkap 7,61 Persen Rumah Tangga Masih Buang Air Besar Sembarangan

Pada Kamis, 19 November 2020, dilaporkan bahwa kasus tambahan di negara yang dipimpin Vladimir Putin itu mencapai 23.610. Kasus kematian baru menimpa 463 orang.

Daerah yang dikabarkan paling terdampak parah adalah Moscow. Kasus tambahannya mencapai 6.438.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler