Korea Utara Enggan Duduk Bareng Amerika Bicarakan Perundingan Nuklir yang Mandek

5 Juli 2020, 09:17 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. /Istimewa /

PR INDRAMAYU - Menjelang kunjungan utusan AS ke Korea Selatan, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui menyebut pihaknya tidak merasa perlu melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat, yang akan menjadi tidak lebih dari "alat politik" bagi Washington.

Diplomat senior negara itu mengatakan negosiasi tidak akan berhasil antara Washington dan Pyongyang dan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan Korea Utara.

"Kami tidak merasa perlu untuk bertatap muka dengan AS, karena tidak menganggap dialog DPRK-AS sebagai tidak lebih dari alat untuk menghadapi krisis politiknya," kata Choe dilansir Reuters.

Baca Juga: Korban Longsor Tambang Batu Giok Dikubur Massal, Banyak Jasad dalam Kondisi yang Mengkhawatirkan

Untuk diketahui, DPRK adalah singkatan dari Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi Korea Utara.

Wakil  Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun dijadwalkan akan mengunjungi Korea Selatan minggu depan, kunjungan ini sendiri disebutkan untuk membahas perundingan nuklir yang mandek dengan Korea Utara.

Sebelumnya, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un perlu bertemu lagi sebelum pemilu AS pada November mendatang.

Baca Juga: Pertama Kali Setelah 60 Tahun, Sony Bakal Ubah Nama Perusahaan

Namun, setelah dijadwalkan, Korea Utara malah enggan bertemu AS.

Sementara itu, mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton, mengatakan bahwa presiden mungkin akan melakukan pertemuan dengan Kim sebagai "Kejutan Oktober" menjelang pemilihan.

Menurut informasi, Trump dan Kim Jong Un bertemu untuk pertama kalinya pada 2018 di Singapura.

Baca Juga: Maudy Ayunda Bertengkar dengan Seorang Lelaki di Live Instagram, Netizen Menduga Itu Pacarnya

Kemudian, mereka bertemu lagi di Vietnam pada 2019, tetapi pembicaraan itu berantakan dan tidak berujung pada suatu kesepakatan yang sama-sama menguntungkan, ketika Trump mengatakan Kim tidak menawarkan cukup senjata nuklir atau rudal balistik sebagai imbalan atas pencabutan sanksi internasional.

Selama pertemuan ketiga mereka, pada Juni 2019 di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, Trump dan Kim sepakat  memulai kembali perundingan. Namun, pembicaraan tingkat kerja antara kedua pihak di Swedia pada Oktober terputus.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler