Myanmar Memanas! Pihak Militer Diduga Memburu 20 Kritikus, Begini Penjelasannya

4 April 2021, 08:04 WIB
Kondisi dalam negeri Myanmar memanas usai pihak militer mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 20 kritikus. /Reuters

PR INDRAMAYU – Keadaan dalam negeri Myanmar memanas usai pemerintahan militer diduga memburu 20 kritikus.

Diburunya 20 kritikus tersebut diduga terjadi sebagai upaya untuk membungkam perbedaan pendapat di Myanmar.

Upaya penangkapan terhadap 20 kritikus itu kabarnya menjadi buntut dari kudeta pemerintahan militer di Myanmar pada 1 Februari 2021.

Baca Juga: 10 Kabupaten di Jawa Barat dengan Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi, Indramayu 2060 Pasien Dirawat

20 kritikus itu berlatar belakang berbeda, ada yang merupakan artis, influencer media sosial, penyanyi, dan sebagainya.

Salah satunya adalah aktris Paing Phyoe Thu, ia dikabarkan menghadiri demonstrasi di Yangon beberapa waktu lalu.

“Tidak peduli apakah surat perintah (penangkapan) itu telah dikeluarkan atau tidak selama saya masih hidup, saya akan menentang kediktatoran militer yang menindas dan membunuh orang. Revolusi harus menang,” tulisnya di Facebook.

Baca Juga: RESEP Mie Sayur Ala Rumahan, Mudah dan Praktis

Kudeta militer Myanmar memunculkan gelombang demonstrasi yang menentang aksi tersebut hingga kemarin Sabtu 3 April 2021.

Kabarnya hingga kini pihak militer telah membunuh 550 orang, 46 di antaranya anak-anak, demi membungkam demonstran yang memprotes kudeta tersebut.

Para demonstran tersebut menentang penggulingan pemerintahan terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Begini Dugaan Penyebab Tabrakan 2 Kapal di Indramayu yang Sebabkan 17 ABK Hilang

Pemilihan itu terjadi pada November 2020 lalu, kudeta terjadi karena partai yang mengusung Aung San Suu Kyi diduga membuat kecurangan.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Reuters, demonstrasi itu dikabarkan terjadi setiap hari selama berminggu-minggu.

“Mereka (pihak militer) mulai menembak tanpa henti dengan granat setrum dan peluru tajam,” ujar salah satu demonstran yang menolak disebut namanya.

Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Jadi Ketum, SC Munaslub PB ISSI: Saya Kembalikan pada Ketum Terpilih

“(Akibat tembakan itu) orang-orang pun mundur dan dengan cepat memasang penghalang tapi peluru mengenai seseorang di depan saya, di kepalanya. Dia meninggal di tempat,” ujarnya melanjutkan.

Demonstrasi itu terjadi tak hanya di satu kota, tetapi juga di kota lainnya. Di antaranya adalah kota Monywa, Thaton, hingga Mandalay.

“Orang-orang masih melakukan protes setiap hari karena kami sangat yakin bahwa ini adalah pertarungan antara yang baik dan yang jahat,” ujar pemimpin demonstrasi, Tayzar San.

Mengenai aksi tersebut, kabarnya pihak polisi dan juru bicara junti militer Myanmar kabarnya tidak menjawab panggilan telepon saat akan dimintai keterangan.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler