Myanmar Memanas! Gadis 7 Tahun Dikabarkan Jadi Korban Kekerasan terhadap Massa Anti-kudeta

24 Maret 2021, 10:31 WIB
Ilustrasi demonstrasi. Kondisi dalam negeri Myanmar memanas, kabarnya ada gadis 7 tahun yang jadi korban penembakan terhadap massa aksi anti-kudeta. /Reuters/Stringer

PR INDRAMAYU – Keadaan dalam negeri Myanmar memanas, dampak kekerasan yang dilakukan terhadap massa anti-kudeta memakan korban yakni gadis berusia 7 tahun.

Gadis 7 tahun tersebut kabarnya menjadi korban dari aksi kekerasan terhadap massa anti-kudeta di Myanmar.

Meninggalnya gadis 7 tahun tersebut menambah daftar panjang korban akibat konflik antara pihak yang pro maupun kontra terhadap kudeta.

Baca Juga: 3 Pemain yang Kemungkinan Hengkang dari Real Madrid, Raphael Varane Salah Satunya

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari News.sky.com, tampaknya gadis 7 tahun tersebut menjadi korban termuda dari konflik tersebut.

Lokasi meninggalnya gadis itu adalah wilayah pinggiran Mandalay, Myanmar, demikian kantor berita Reuters melaporkan.

Kabarnya sebuah pasukan melepaskan tembakan di kawasan tersebut lalu mengenai gadis itu dan menyebabkan gadis tersebut menghembuskan nyawa terakhirnya.

Baca Juga: Grandmaster Irene Sukandar Akan Kolaborasi dengan Gotham Chess, Laga Persahabatan?

Selain gadis 7 tahun tersebut, penduduk setempat melaporkan ada satu orang lainnya yang tewas dalam penembakan di wilayah tersebut.

Total ada 8 orang yang meregang nyawa dalam insiden itu termasuk satu anak laki-laki dengan usia antara 14-15 tahun dan dua petugas penyelamat.

Kabar sama juga disampaikan seorang dokter yang menyatakan ada pria yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan tersebut.

Baca Juga: Kembangkan Penyidikan Kasus Suap di Ditjen Pajak, KPK Geledah Kantor Bank Panin Pusat

Media di Myanmar yakni Myanmar Now melaporkan pasukan rezim diduga melepaskan tembakan meskipun tidak ada protes di kawasan tersebut.

Berdasarkan penuturan saksi mata, pasukan itu terdiri atas 300 tentara bersenjata berat beserta 1 lusin truk.

Laporan Badan Asosiasi Independen untuk Tahanan Politik (AAPP) menyatakan telah ada 261 korban pengunjuk rasa dari seluruh Myanmar.

Baca Juga: Aji Santoso Buka-Bukaan, Persebaya Tumbangkan Persik Kediri dengan 10 Pemain di Piala Menpora 2021

Meskipun begitu, AAPP menilai jumlah korban sebenarnya bisa lebih banyak lagi apabila menghitung kasus-kasus yang sulit diverifikasi.

Kabarnya sejumlah 2.682 orang telah ditangkap atau didakwa sejak kudeta berlangsung, 2.302 di antaranya masih ditahan atau dalam pencarian.

Para pengunjuk rasa itu menentang kudeta yang terjadi di Yangon, kota terbesar di negara Myanmar tersebut.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Ungkap Trik Setelah Pertandingan GM Irene Sukandar vs Dewa Kipas: Saya yang Manas-manasin

Pihak Uni Eropa dan Amerika Serikat menyatakan akan ada banyak sanksi terhadap kelompok atau individu berkenaan dengan kudeta tersebut.

Aksi kekerasan tersebut kabarnya bermula dari kudea militer pada 1 Februari 2021 yang terjadi di negara salah satu anggota perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tersebut.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: News.Sky.com

Tags

Terkini

Terpopuler