Masjid-Masjid di Prancis Khawatir Terkait Kebijakan Penyembelihan Hewan yang Tak Gunakan Praktik Halal

23 Maret 2021, 09:15 WIB
Ilustrasi daging hewan. Masjid-masjid di Perancis khawatir terkait adanya aturan baru mengenai pelarangan untuk penyembelihan hewan secara halal. /pexels.com/Markus Spiske

PR INDRAMAYU – Beberapa pemimpin masjid di Prancis telah mengkritisi kebijakan baru-baru ini terkait larangan pemotongan penyembelihan secara halal pada unggas.

Para pemimpin masjid di Prancis mengkhawatirkan akan berdampak pada pemotongan hewan yang tidak sesuai prinsip halal, dimana Islam sendiri mengajarkan pemotongan hewan dilakukan dengan cara yang halal.

Dilansir PikiraRakyat-Indramayu dari trtworld.com, Direktur Masjid Paris Chemseddine Hafez, Lyon Kamel Kapatane dan Khalil Maroun yang diberikan wewenang untuk mengeluarkan otorisasi untuk penyembelihan hewan secara prosedur Islam.

Baca Juga: Soal Insiden di All England 2021 , Presiden BWF Resmi Meminta Maaf kepada Indonesia

Pada Kamis, 18 Maret 2021 lalu mereka berdebat bagaimana cara untuk meningkatkan kesadaran terkait instruksi aturan Islam dalam penyembelihan di pemerintah Kementerian Pertanian Perancis.

Kebijakan telah diumumkan pada penerbitan publikasi instruksi teknis DGAL/SDSSA/2020-722 dari Menteri Pertanian dan Pangan tanggal 23 Maret 2020.

"Aturan resmi terkait dengan perlindungan hewan di tempat pemotongan hewan pada saat mereka akan dibunuh,” tutur pejabat masjid-masjid di Perancis.

Baca Juga: Cek Fakta: Video YouTube Ungkap Aktor dan Penyanyi Irwansyah Tutup Usia? Simak Faktanya

Pejabat masjid di Perancis meyakini aturan terkait pemotongan hewan akan berpengaruh di bulan Juli ini.

Aturan-aturan yang baru tersebut nantinya akan menghambat untuk penyembelihan hewan yang berdasarkan syariat Islam.

Kementerian Pertanian Prancis mengirimkan sebuah pesan negatif kepada seluruh komunitas muslim di Perancis.

Baca Juga: Ahli Endokrinologi Thailand Ungkap Telat Sarapan Bisa Pengaruhi Kesehatan, Ini Penjelasannya

Kementerian Pertanian Perancis mengeluarkan surat edaran meskipun demikian pengecualian tertentu akan dibuat. Hal ini bertujuan untuk menghormati ritual agama.

Ketiga pengurus masjid, yang bertemu 15 Maret 2021, menyampaikan apa yang menjadi permasalahannya kepada menteri terkait.

“Tindakan pencegahan ini adalah hambatan yang serius sebab ini mencegah orang-orang untuk menjalankan perintah agamanya secara bebas,” kata pengurus masjid.

Baca Juga: Ditanya Terkait Nathalie Holscher oleh Boy William, Berikut Jawaban Sule

Pemimpin muslim pun telah berdiskusi dengan pemimpin Yahudi di Prancis.

Anggota Uni Eropa memiliki berbagai macam aturan yang ditetapkan dan bagaimana pedoman untuk melakukan penyembelihan secara halal.

Halal dan ritual terkait penyediaan daging dilarang di wilayah Flanders di Belgia. Akibat hal ini memicu banyak reaksi dari komunitas muslim dan Yahudi.

Baca Juga: Profesor Zubairi Ungkap Syarat Membuka Sekolah dalam Waktu Dekat, Sebut Positivity Rate

Aktivis hak-hak hewan di Eropa berpendapat bahwa aturan halal Islam atau ritual persembahan makanan dari Yahudi terkait penyembelihan “kurang manusiawi”.

Daripada praktik standar dari Eropa yang memberikan pelarangan untuk membuat pingsan hewan sebelum dibunuh.

Akan tetapi meskipun demikian banyak sekali terjadi ketidaksepakatan terkait mana proses penyembelihan yang menyebabkan rasa sakit pada hewan.

Baca Juga: Jessica Jane Blak-blakan Bongkar Penghasilannya Sebagai YouTuber, Beli Barang Mewah hingga Jadi Pemegang Saham

Beberapa orang menjelaskan bahwa pistol setrum itu bisa lebih menyakitkan daripada sayatan terhadap leher dari hewan.

Contohnya seperti penyembelihan hewan dari ritual Yahudi yang mengharuskan untuk membunuh hewan tersebut dengan cara menggorok lehernya secara sigap.***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: TRT World

Tags

Terkini

Terpopuler