Myanmar Masih Bergejolak, Dua Demonstran Kembali Tewas Ditembak Mati Polisi Keamanan

14 Maret 2021, 17:43 WIB
ilustrasi/ 12 orang tewas akibat protes di Myanmar /tangkaplayar/Reuters

PR INDRAMAYU – Dua orang demonstran kembali tewas ditembak mati oleh polisi keamanan saat protes yang terjadi di Myanmar.

Insiden penembakan tersebut terjadi pada seorang demonstran pria di Kota Bago, dekat Yangon di Myanmar.

Sementara penembakan lainnya diungkapkan saksi mata terjadi di Kota Hpakant, di daerah pertambangan batu giok di timur laut.

Baca Juga: Pemerintah Sri Lanka akan Tutup Lebih Dari 1.000 Sekolah Islam dan Melarang Penggunaan Burqa

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Reuters, hingga Sabtu, 12 Maret 2021 diketahui lebih dari 80 orang telah tewas dalam protes yang meluas terhadap perebutan kekuasaan militer sejak bulan Februari lalu.

Menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, lebih dari 2.100 orang demonstran telah ditangkap polisi keamanan Myanmar.

Melalui akun Facebook miliki Mahn Win Khaing Than, Ia mengatakan bahwa ini adalah momen paling gelap bangsa Myanmar.

Baca Juga: Cek Fakta: Orang yang Sudah Divaksinasi Covid-19 Malah Lebih Rentan Terjangkit Virus Corona?

Diketahui Mahn Win Khaing Than saat ini sedang dalam pelarian bersama dengan sebagian besar pejabat senior dari Partai Liga Nasional yang mendukung pemerintahan demokrasi yang berkuasa.

 “Ini adalah momen paling gelap bangsa dan saat fajar menyingsing. Menutup".

Melihat situasi yang kacau saat ini, Mahn Win mengatakan pemerintah sipil akan membuat undang-undang yang mengatur hak rakyat untuk membela diri terhadap tindakan keras yang dilakukan pihak militer.

Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series SCTV, 14 Maret 2021 : Emely Histeris Mendengar Wilan akan Menikah

Sementara itu ratusan orang melakukan demonstrasi di berbagai bagian kota di Myanmar.

Sebelumnya para demonstran telah memasang barikade kawat berduri dan karung pasir untuk memblokir serangan pasukan keamanan Myanmar.

Di daerah lainnya warga melakukan protes dengan duduk di bawah terpal yang dipasang untuk melindungi mereka dari terik matahari sambil berteriak mereka butuh keadilan.

Baca Juga: Tak Bermoral, Satgas Kamtibmas Gadungan Ambil Paksa Uang Kakek Penjual Anyaman Bambu Keliling

Menurut saksi mata, setelah meluncurkan peluru gas air mata, petugas keamanan kemudian menembaki para demonstran di distrik Kota Hlaing Tharyar.

Dari kejadian tersebut, dikonfirmasi satu orang demonstran tewas di tembak oleh pihak polisi keamanan.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Reuters, insiden penembakan pada Sabtu, 13 Maret 2021, telah menewaskan sebanyak 13 orang demonstran.

Baca Juga: Hari Raya Nyepi, Jokowi Ajak Masyarakat Agar Tak Mudah Emosi serta Hidup dengan Sikap Optimisme

Insiden tersebut menjadi salah satu hari paling berdarah sejak kudeta yang terjadi pada 1 Februari 2021.

Sebelumnya lima orang juga telah ditembak mati pada protes yang terjadi di Mandalay yang merupakan kota terbesar kedua Myanmar. Beberapa lainnya cedera ketika polisi melepaskan tembakan kepada demonstran.

Di tempat lainnya di pusat Kota Pyay telah menewaskan dua orang demonstran, disusul dengan tembakan polisi di ibukota komersial Yangon, di mana tiga orang juga tewas dalam semalam.

Baca Juga: Sampaikan Pesan untuk Umat Hindu Saat Hari Raya Nyepi, Gus Yaqut: Muliakan Alam

Salah satu aktivis bernama Myat Thu mengungkapkan kebrutalan para polisi keamanan Myanmar dalam melakukan penembakan.

"Mereka bertingkah seperti berada di zona perang, dengan orang-orang tak bersenjata," ungkapnya.

Menurut pernyataan Myat Thu, aktivis yang berbasis di Mandalay ini, adapun korban tewas termasuk seorang anak berusia 13 tahun.

Baca Juga: David De Gea atau Dean Henderson yang Terbaik di Man Utd? Berikut Jawaban Ole Gunnar Solskjaer

Sama halnya dengan Si Thu Tun, yang juga tergabung dalam demonstrasi tersebut mengatakan bahwa dirinya juga melihat dua orang ditembak mati, termasuk seorang biksu Buddha.

Mereka ditembak di tulang kemaluan dan yang lainnya ditembak mati hingga tewas. “Salah satunya terkena di tulang kemaluan, satu lagi ditembak mati hingga tewas,” ucapnya.

Penembakan lainnya juga terjadi di sebuah kota di tengah Wilayah Magwe, dengan menewaskan seorang sopir truk di Chauk. Polisi menembak supir tersebut tepat dibagian dada.

Sementara lain halnya dengan siaran berita malam MRTV media di Myanmar yang dikelola Junta, siaran tersebut menyebut para demonstran sebagai penjahat, namun tidak menjelaskan lebih rinci mengenai pernyataan tersebut.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler