Bolehkah Ibu Hamil dan Menyusui Konsumsi Jamu dan Madu? Dokter Menyarankan Seperti Berikut ini

- 13 November 2020, 10:06 WIB
Ilustrasi madu
Ilustrasi madu /Pixabay/stevep/

PR INDRAMAYU - Masyarakat Indonesia, khususnya para ibu hamil dan melahirkan biasanya mengonsumsi bahan herbal saat dalam kondisi tak sehat, seperti mual dan muntah, edema, dan rasa nyeri yang dialami di persendian

"Tak hanya mampu membantu mengurangi ketidaknyamanan, bahan-bahan herbal juga dapat memberikan nutrisi seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan selama kehamilan dan pasca persalinan," kata herbalis Asri Saraswati Iskandar dalam siaran persnya, ditulis pada Jumat, 13 November 2020.

Berdasarkan data Snapcart TASC Survey, pada Agustus 2020, melibatkan 4.635 orang menunjukkan 40 persen masyarakat di Indonesia masih mengonsumsi jamu, dan 56 persen orang meminum madu.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Sistem PMB 2021 Diluncurkan Lewat Kanal YouTube, Tinjau Faktanya

Misalnya seperti madu, jelas Asri, memiliki kandungan mineral yang berupa kalsium, tembaga, mangan, zat besi, fosfor, seng, aluminium.

Kandungan zat besi pada madu, dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin untuk ibu selama kehamilan dan pasca persalinan terutama bedah sesar.

Sementara itu, bahan lainnya seperti cengkih yang kaya akan kandungan beta-karoten, zat besi, magnesium, seng, vitamin B6, C, dan K.

Baca Juga: Akbar Pemulung Viral Bertemu Syekh Ali Jaber hingga Diajak Umrah, Berikut Fakta-fakta Kehidupannya

Tak cuma itu, perpaduan antara cengkih, lengkuas, serai, dan jahe, dapat meredakan sakit dan nyeri pada bagian persendian dengan cara dioleskan.

Dua bahan lainnya yang juga kerap digunakan yakni kunyit dan temulawak, terdapat kandungan kurkumin yang bisa melindungi dari anemia dan hipertensi. Serat tingginya pun dapat mengontrol kadar "kolesterol jahat".

Kunyit bisa membantu meredakan peradangan yang disebabkan edema, sekaligus risiko mastitis, juga berfungsi mengobati cedera dalam, jahitan luar dan luka serta infeksi pasca persalinan.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar di Medsos Video Pidato Anti-Islam di Parlemen Prancis, Tinjau Faktanya

Sedangkan temulawak dapat meningkatkan produksi ASI pada masa menyusui.

"Walaupun berasal dari bahan dan tanaman alami, saat mengonsumsinya kita tetap harus memperhatikan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh tubuh kita. Dengan demikian kita dapat merasakan apakah bahan yang dikonsumsi memberikan efek yang baik bagi tubuh," kata Asri.

Medical Expert Combiphar, dr. Carlinda Nekawaty menyarankan, ketika dalam kondisi khusus seperti hamil atau menyusui diperlukan kesadaran terhadap kondisi tubuh usai mengonsumsi herbal maupun madu, agar dapat merasakan reaksi baik yang kecil maupun besar.

Baca Juga: Sikapi UU Cipta Kerja, Dosen Unair Ungkap 3 Hal Ancam Pembela Lingkungan dan HAM

"1.000 hari pertama kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan, merupakan masa penting yang akan memengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang bayi di masa depan. Untuk itu, bijak dalam mengutamakan kesehatan selama masa kehamilan dan pasca persalinan harus menjadi prioritas ibu," ujar dia.

Kini, ramuan herbal dan madu telah tersedia dalam bentuk kemasan, Menurut Carlinda, para wanita hamil dan menyusui diperlukan perhatian tentang beberapa hal saat mengonsumsi herbal dan madu agar tetap aman untuk sang ibu dan janinnya.

Hal pertama yang harus diperhatikan, jenis kandungan dalam bahan yang akan dikonsumsi agar mengetahui reaksi alergi atau bahkan efek samping yang bisa membahayakan ibu maupun bayi.

Baca Juga: Disdukcapil dan KUA Keluarkan Terobosan Baru, Gelar Pernikahan Langsung Dapat Three on One, Apa Itu?

Jika dikonsumsi dalam bentuk kemasan, usahakan membaca informasi nutrisi yang terdapat dalam label kemasan.

Hal ini dilakukan agar mengetahui kandungan, takaran saji, dan juga presentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang terdapat dalam ramuan tersebut.

Kedua, ketahui waktu yang tepat untuk mengonsumsi ramuan. Umumnya konsentrasi kadar ramuan mencapai puncaknya sekitar 40-90 menit setelah dikonsumsi dan berada di dalam ASI sekitar 15 menit. Kemudian, berpotensi masuk ke dalam tubuh bayi yang masih menyusui.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat, 13 November 2020: Aquarius Perlu Sabar hingga Taurus Buang Sifat Malas

Dengan begitu, disarankan agar tak mengonsumsi ramuan apapun selama periode awal menyusui. Konsumsi ramuan dapat dilakukan jika interval menyusui telah lebih dari dua jam.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com melalui Antara, maka sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter atau ahli medis, agar mengetahui kadar konsumsi ramuan yang tepat dan efek yang akan ditimbulkan jika dikombinasikan dengan obat konvensional.

Terutama apabila ibu memiliki kondisi kesehatan bawaan tertentu dan memerlukan perhatian khusus.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah