“Mudah-mudahan belum muncul efek serius. Jika kita tahu mengandung merkuri, harus segera dihentikan," ujar Fatimah Zahra melanjutkan.
Fatimah Zahra menuturkan jika produk yang mengandung merkuri itu digunakan terus-terusan, krim itu akan menumpuk di jaringan kulit dan perlu waktu lama untuk menghapusnya.
Solusi pertama menurut dokter kulit tersebut untuk mengatasi hal itu adalah dengan mengonsumsi antioksidan tinggi.
"Supaya logam berat tidak berefek lama karena mengendap di ginjal, juga harus disertai minum air putih yang banyak. Jangan lupa diet sehat, konsumsi makanan dengan banyak serat, dan menjalani gaya hidup yang sehat," ujarnya.
Apabila ingin memilih produk yang menyehatkan kulit, pastikan kita tidak hanya mencari produk yang menawarkan kulit putih serta bersinar.
Sementara itu terkait banyaknya perempuan Indonesia yang ingin memiliki kulit putih, Fatimah Zahra menganggap mereka adalah korban iklan.
“Mereka sebenarnya korban iklan. Di Indonesia kulit putih digadang-gadang lebih cantik, padahal jelas kulit Indonesia, dan Asia Tenggara berbeda-beda,” ujar Fatimah Zahra.
“Ada suku tertentu yang berkulit putih, tapi tidak semua. Kita berkulit gradasi, putih sampai sawo matang,” tuturnya.