Ngamuk-ngamukan Tradisi Sebelum Hari Raya Nyepi, Aksi Para Pemuda Lakukan Perang Api!

- 5 Maret 2021, 15:42 WIB
Ilustrasi Ngamuk-ngamukan tradisi unik sebelum Hari Raya Nyepi.
Ilustrasi Ngamuk-ngamukan tradisi unik sebelum Hari Raya Nyepi. /bulelengkab.go.id

PR INDRAMAYU - Hari Raya Nyepi 2021 ini jatuh pada 14 Maret 2021.

Ada banyak tradisi unik menjelang Hari Raya Nyepi yang biasa dilakukan umat Hindu di Bali.

Salah satunya di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng jelang Hari Raya Nyepi, yang melakukan Ngamuk-ngamukan.

Baca Juga: WhatsApp Desktop Miliki Fitur Panggilan Suara dan Video, Simak Langkah Menggunakannya

Tradisi ini dilakukan pada waktu pengrupukan atau sehari sebelum Catur Brata Penyepian.

Ngamuk-ngamukan dilaksanakan secara turun-temurun dengan menggunakan danyuh (daun kelapa kering) yang dibakar kemudian diadu oleh dua orang secara bersamaan.

Hal ini dilkukan agar buta atau roh jahat tak menganggu ibadah mereka saat menjalankan Catur Brata Penyepian.

Baca Juga: Kabar Gembira! Wapres Maruf Amin Ungkap Anggaran Kartu Prakerja hingga 2022 Mendatang

Ngamuk-ngamukan dilakukan secara bohongan, atau marahnya sekedar sandiwara seperti dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Bulelengkab.

Sedangan filosofis menggunakan danyuh yang terslutuh api memiliki makna layaknya amarah manusia yang membara namun mati dengan cepatnya.

“Mengapa senjata Ngamuk-amukan harus pakai danyuh karena banyak leluhur kami dahulu memaknai supaya pembawaan amarah manusia semestinya seperti danyuh yang dibakar," ucap salah satu penduduk Desa Padang Bulia.

Baca Juga: Jokowi Ajak Masyarakat Cintai Produk Lokal: Jangan Sampai Lokasi Strategis Diisi Brand Luar Negeri

Apinya jadi membesar, lalu mati dalam waktu relatif cepat. Itu bermakna supaya manusia tidak menaruh amarah dendam yang lama, seperti danyuh yang dibakar itu," tambahnya dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Bulelengkab.

Ngamuk-ngamukan dilakukan oleh anak muda, terutama laki-laki di Desa Padang Bulia.

Sebelum Ngamuk-amukan mulai, diyakinkan terlebih dulu kalau yang melaksanakan perang api dengan memanfaatkan danyuh ini ialah tidak ada sentimen pribadi.

Baca Juga: Kabar Gembira! Pemerintah Indonesia Akan Berikan Bantuan Khusus Calon Pengantin Senilai Rp3,5 Juta

Hal ini dilakukan untuk meminimalkan bentrok secara langsung.

Penduduk yang melakukan Ngamuk-ngamukan sudah mengetahui 'musuh'nya dalam tradisi tersebut.

Sehingga setelah aba-aba pertandingan tradisi ini berlangsung secara spontan.

Menariknya, hingga kini tak pernah ada remaja yang terlukan karena melakukan tradisi Ngamuk-ngamukan meski bermain dengan api.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Bulelengkab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah