Mengenal Wabah dan Penanganannya di Indonesia, Dua di Antaranya Terjadi di Zaman Belanda

12 November 2020, 12:24 WIB
Ilustrasi wabah.* /Pixabay

PR INDRAMAYU – Sebelum Covid-19 menyerang, Indonesia tercatat pernah menghadapi wabah tertentu di abad 20 hingga awal abad 21. Saat masih bernama Hindia Belanda, tercatat ada 2 wabah yang berturut-turut menyerang Indonesia pada 1910 dan 1911.

Di antara wabah tersebut adalah Kolera, Sampar, Cacar, Polio, Malaria, dan sebagainya. Berbagai langkah dilakukan Indonesia untuk menghadapi wabah tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari ANTARA, berikut wabah dan penanganannya di Indonesia:

Baca Juga: Mengapa Bulu Mata Atas Lebih Panjang daripada yang Bawah? Simak Penjelasannya

1. Wabah Kolera 1910

Untuk menghadapi wabah tersebut, langkah yang dilakukan adalah pemberian infus atau oralit, dan vaksin TCD dan Chotipa. Selain itu, suplemen seng dan antibiotik pun diberikan agar penderita bisa sembuh.

2. Wabah Pes/Sampar 1911

Dua langkah dilakukan Pemerintah Hinda Belanda untuk menangani wabah tersebut. Di antaranya adalah penggunaan racun DDT Spraying dan vaksinasi.

3. Wabah Cacar 1948

Vaksinasi dan pencacaran massal diberlakukan di Indonesia yang kala itu baru berumur 3 tahun.

Baca Juga: Kementerian Kelautan Tangkap Dua Kapal Berbendera Malaysia, Diringkus di ZEE Indonesia

4. Wabah Polio 1949

Setahun berselang setelah wabah Cacar, Indonesia yang masih seumur jagung dihantam wabah Polio. Vaksinasi menjadi senjata untuk menanggulanginya.

5. Wabah Malaria 1950

Setelah menangani Polio, Indonesia harus menghadapi wabah Malaria. Pengobatan dan penyemprotan lingkungan dilakukan Indonesia kala itu.

Langkah lainnya adalah dengan mencegah munculnya sarang nyamuk di tempat berair serta melakukan penyelidikan entomologi (studi tentang serangga).

Baca Juga: Update Corona Indramayu Bertambah 3 Orang, Satgas Covid-19 Imbau Patuhi Protokol Kesehatan

6. Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) 1968

Pada 1968, Indonesia diserang wabah DBD. Langkah yang dilakukan untuk menanganinya adalah menyosialisasikan program 3M+.

3M adalah mendaur ulang barang bekas, menguras bak mandi, dan menutup tampungan air.

Bubuk larvasida pun ditaburkan di tempat penampungan air untuk mencecah timbulnya benih-benih DBD. Penyemprotan lingkungan dan penggunaan obat anti nyamuk marak dilakukan kala itu.

Baca Juga: Puan Maharani Terima Penghargaan Bintang Mahaputera, Netizen Sebut Berkat Mematikan Mic

7. Wabah Flu Burung (H5N1) 2003

Flu burung adalah wabah yang datang pada awal abad 20. Antisipasinya adalah melakukan investigasi terhadap penjamah, penjual, dan pekerja dalam bidang produk unggas.

Unggas yang sudah terkena virus dimusnahkan. Upaya penyuluhan kesehatan di masyarakat pun digalakkan untuk mencegah terjadinya wabah tersebut.

8. Wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) 2003

Di tahun yang sama dengan datangnya flu burung, wabah SARS pun menyerang Indonesia. 4 langkah sekaligus dilakukan Indonesia.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Rizieq Pernah Bersumpah Tidak Akan Pernah Pulang ke Indonesia? Tinjau Faktanya

Di antaranya adalah memantau kasus secara epidemiologi, meningkatkan kesadaran publik tentang SARS, menyiapkan rumah sakit khusus, serta meningkatkan pengetahuan petugas dalam menangani SARS.

9. Difteri 2007

Kampanye tentang menjaga kesehatan diri diadakan dalam menanggulangi difteri. Selain itu, vaksin untuk anak-anak pun diberikan. Obat yang diberikan kepada pasien difteri adalah antitoksin atau antibiotik.

10. Flu Babi (H1N1) 2009

Langkah antisipasi flu babi adalah melakukan kampanye tentang bahaya zoonosis (penyakit menular oleh mikroorganisme parasit) agar dapat mencegah penularan penyakit dari hewan ke manusia. Sejumlah RS rujukan pun disiapkan untuk menampung pasien penderita flu babi.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler