Waspada! Gangguan Penglihatan Mengintai Kita Akibat Radiasi Gadget, Praktikkan Teknik 20:20:20

11 November 2020, 11:33 WIB
Sakit mata /freepik.com/freepik.cim

PR INDRAMAYU – Pandemi Covid-19 memaksa kita lebih banyak beraktivitas di rumah. Di antara hal yang dilakukan tersebut adalah belajar dan bekerja.

Kita pun menjadi tidak bisa jauh dari gawai atau gadget dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Sebelum pandemi datang pun, perangkat tersebut telah menjadi sarana pokok yang dibutuhkan manusia.

Hanya saja perangkat elektronik seperti komputer dan gawai berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan yang dapat membahayakan kita. Hal ini diungkap Guru Besar Ahli Penyakit Mata Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM(K), PhD.

Baca Juga: Semakin Menjadi-jadi, Amerika Serikat Catat Satu Juta Kasus Selama 10 Hari Terakhir

Tjahjono pernah menjadi anggota komnas PGPK (Penanganan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan). Ia aktif dalam kegiatan kepedulian kesehatan mata.

“Darurat mata termasuk kondisi tatkala orang sudah tidak mampu lagi bekerja dan atau belajar lewat komputer/gadget. Tidak hanya akibat kecelakaan yang bisa dikategorikan emergency,” ujar Tjahjono dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari ANTARA.

Saat berdinas di rumah sakit mata, JEC (Jakarta Eye Center), profesor itu menuturkan bahwa pada awal November lalu terdapat rekannya sesama guru besar yang menuturkan padanya bahwa ia sudah tidak bisa lagi bekerja di depan komputer.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Beredar Formulir Online BLT UMKM atau Program Banpres Produktif, Simak Faktanya

Ia pun lantas ingin matanya diperiksa dan diberi perawatan. JEC pun dipenuhi pasien yang ingin mengonsultasikan keadaan matanya.

Tak hanya itu, terdapat anak yang terganggu kegiatan belajarnya yang dilakukan melalui aplikasi Zoom Meeting akibat mengalami gangguan penglihatan. Anak tersebut masih berada di usia sekolah.

“Ini bisa dikatakan keadaan darurat, karena mata menjadi alat vital untuk hidup, penghidupan dan proses belajar mengajar,” ujarnya di JEC yang terletak di Jakarta Pusat.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Video Syur Mirip Gisel, Polisi Kumpulkan Bukti-bukti, Dua Penyebar Tutup Akun

83% informasi yang kita dapat berasal dari peran mata (penglihatan). Telinga hanya menyerap 11%.

Pandemi Covid-19 sempat mengakibatkan terkendalanya orang yang ingin memeriksakan mata. Pasalnya, kala itu terdapat imbauan bahwa hanya orang yang mengalami sakit gawat darurat yang boleh ke rumah sakit.

Tips menghindari gangguan mata pun disampaikan mantan Ketua PERDAMI (Persatuan Dokter Mata Indonesia). Ahli penyakit mata itu mengatakan bahwa kita bisa mempraktikkan 20:20:20.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Forum Indramayu Studi 'FIS' Gelar Webinar, Sosiolog UI Jadi Pembicara

Itu artinya 20 menit menatap layar komputer, berhenti selama 20 detik, lalu melihat sesuatu yang berjarak 20 meter.

Ancaman gangguan mata terhadap kaum muda Indonesia begitu besar. Mereka sejak balita sudah terpapar oleh layar terpa. Secara tidak langsung, Covid-19 akan membuat industri optik dan dokter mata menjadi lebih sibuk dari biasanya.

Jumlah penderita katarak dan kebutaan di Indonesia terhitung besar. Tak ayal, operasi katarak gratis banyak diadakan berbagai lembaga sosial termasuk Dompet Dhuafa melalui program APDC (Aksi Peduli Dampak Corona).***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler