PR INDRAMAYU – HPV atau human papillomavirus adalah virus yang sangat lazim ditularkan dari kontak kulit ke kulit, terutama selama aktivitas seksual.
Namun, walaupun telah umum diketahui masih begitu banyak orang yang kurang informasi tentang faktor, risiko, dan penyebab munculnya virus ini. Kebanyakan orang yang tertular HPV tidak bisa disembuhkan dan berlaku seumur hidup.
Itulah mengapa sangat penting untuk memantau dan mencari infomasi tentang HPV dan tidak menyepelekannya. Selian itu juga penting untuk menghilangkan beberapa kesalahpahaman yang terkait dengan virus ini.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Pertama yang Kamu Lihat Ungkap Siapa Dirimu Sebenarnya
Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Yourtango, berikut adalah beberapa mitos yang harus anda ketahui tentang HPV.
- Hanya wanita yang bisa tertular HPV
Ini adalah kesalahpahaman besar tentang HPV dan banyak lain yang sering dikaitkan dengan wanita.
Faktanya, HPV tidak mendiskriminasi berdasarkan jenis kelamin, HPV juga ditemukan pada sekitar 31 persen kasus kanker penis pada pria.
Baca Juga: Psikologi Warna: Warna Favorit Ternyata Ungkap Kepribadian Aslimu
- HPV jarang terjadi
HPV sangat umum terjadi, hampir semua pria dan wanita yang aktif secara seksual akan tertular HPV suatu saat dalam hidup mereka. Maka sangat penting untuk diperhatikan.
Ada lebih dari 200 jenis HPV dan 13 jenis dianggap berisiko tinggi menyebabkan kanker. Lakukanlah tes secara teratur untuk memantau HPV tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Inggris Izinkan Siswa Kembali Belajar di Sekolah, Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
- Menunjukkan gejala
Faktanya, HPV seringkali tidak memiliki tanda atau gejala. Itu sebabnya mengapa HPV ini begitu umum dan sering tidak diobati.
- Orang yang terkena HPV melakukan hubungan seks bebas
HPV dianggap sebagai salah satu IMS yang paling umum, tetapi sebenarnya disebarkan melalui kontak kulit ke kulit secara umum dan tidak harus melalui hubungan seks.
Baca Juga: Ridwan Kamil Ajak Masyarakat Jabar Move On, Sebut Covid-19 Buat Masyarakat Harus Adaptasi
Meskipun kecil kemungkinannya tertular HPV di luar hubungan seks, namun hal tersebut tidaklah mustahil.
- Kondom mencegah HPV
Karena hidup di kulit, HPV dapat aktif di seluruh area genital yang berarti di kondom tidak akan mencegah penyebarannya.
Oleh karena itu, HPV dapat ditularkan melalui kontak seksual dalam bentuk apa pun termasuk sentuhan atau kontak kelamin ke genital, seks oral, vagina, dan anal.
Baca Juga: Najwa Shihab Putri Quraish Shihab: Stereotip Perempuan Berani Bicara Biasanya Susah Diatur
- Hanya orang muda yang terkena HPV
Mitos ini berasal dari fakta bahwa orang muda lebih aktif secara seksual. Namun, orang muda juga memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat dan lebih sedikit terjadi infeksi.
HPV begitu lazim, orang tua masih berisiko terjangkit virus ini.
- Merokok tidak dapat menyebabkan HPV
Merokok adalah faktor risiko yang banyak diiklankan untuk kanker paru-paru dan penyakit lainnya.
Namun tak banyak yang tahu bahwa merokok bisa menjadi penyebab besar dibalik perkembangan HPV menjadi kanker serviks atau kanker lain.
Merokok menurunkan sistem kekebalan, akibatnya tubuh akan kurang siap melawan HPV dan juga dapat merusak sel DNA di serviks sehingga rentan terkena kanker.
Baca Juga: Libur Isra Miraj dan Hari Raya Nyepi, Kemenkes Imbau Masyarakat Tidak Liburan
- Jika terkena HPV, maka akan terkena kanker
Meskipun 99,7 persen dari semua kanker serviks disebabkan oleh HPV, namun tidak benar penderita HPV akan terkena kanker.
Faktanya, kebanyakan orang tidak terkena kanker meski telah tertular HPV.
Baca Juga: Simak Prediksi Juventus Vs Porto dan PSG Vs Barcelona di Liga Champions SCTV 10-11 Maret 2021
- Vaksin HPV menyebabkan masalah lain
Efek samping paling umum dari vaksin HPV adalah nyeri ringan dan kemerahan di lengan.
Vaksin ini sangat efektif dalam mengurangi efek HPV tetapi masih banyak orang yang enggan melakukannya karena berbagai asumsi miring tersebut.
Baca Juga: Imbau ASN, TNI, Polri Tak Bepergian, Doni Monardo: Libur Panjang Diikuti Kasus
- Vaksin HPV melindungi seumur hidup
Penelitian menyatakan, vaksin efektif setidaknya selama 10 tahun. Para ahli terus meninjau hal ini sehingga meskipun belum diketahui apakah suntikan penguat bisa bertahan setelah 10 tahun.
- Tidak perlu menjalani tes Pap smeart jika telah mendapatkan vaksin HPV
Vaksin HPV tidak melindungi dari semua jenis HPV dan juga tidak mencegah kanker serviks atau jenis kanker lainnya.
Baca Juga: Lirik Rayuan Pulau Kelapa, Lagu yang Dibagikan Jokowi untuk Peringati Hari Musik Nasional
Tes Pap smear perlu rutin dilakukan setiap 3 tahun untuk memantau masalah lain yang mungkin terjadi.
- Orang yang tidak sehat akan tertular HPV
Prevalensi HPV menunjukkan bahwa semua orang bisa tertular baik sehat ataupun tidak sehat. Anda harus sadar akan perlunya dites, diobati, atau bahkan divaksinasi.
Anda juga dapat menurunkan risiko dengan menghindari merokok dan menjaga kesehatan secara umum.***