Network
Akhirnya, ia mendapatkan kabar baik mengenai kamar rumah sakit yang tersedia di Eka Hospital di kawasan BSD, Tangerang pada 9 Juli 2021 dan dirinya divonis mengalami badai sitokin dengan kodisi paru-paru yang tidak baik.
"Gue langsung rush ke Eka hospital ke salah satu ruangan IGD, ditutupin tirai, diambil darah, langsung dibawa ke radiologi, dicek rontgen, gua udah lupa urutannya gimana dan ternyata ketahuan kalau gua sudah sangat kritis," ujar Chandra bercerita dalam unggahan video di kanal YouTube miliknya.
Baca Juga: Ramalan Shio Minggu 12 September 2021: Akhir Pekan, Shio Naga Dilanda Rasa Frustasi
Namun, dalam keadaannya yang kritis, tiba-tiba ada suster yang masuk ke ruangan Chandra dan langsung menyodorkan biaya obat seharga Rp650 juta dan harus langsung ditandatangani agar dirinya bisa egera mendapatkan pengobatan.
Chandra menyampaikan bahwa pengobatannya harus melalui teknologi dan termasuk langka di Indonesia.
"Pengobatan gue adalah obat Gammaraas, obat Gammaraas ini harus dimasukin lewat teknologi IVig yang berupa suntikan dapat dilihat melalui monitor yang bisa mencari pembuluh darah, kalau udah dapat di masukin obat Gammaraas dan langsung efektif ke penyakit yang dialami disaat itu," ujar Chandra menceritakan dalam unggahan video di kanal YouTubenya.
Baca Juga: Prediksi AC Milan vs Lazio di Serie A Italia, Rossoneri Kembali Diperkuat Ibrahimovic
Gammaraas atau bisa disebut juga intravenous immunoglobulin (IVig) adalah obat yang digunakan untuk menguatkan ketahanan tubuh secara alami, guna mengurangi risiko infeksi yang dialami seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Obat ini terbuat dari plasma darah manusia yang sehat yang kandugan antibodi di dalamnya mampu melawan kuman atau penyakit.
"Gambarannya, jadi badan gue dibius, gue tidur lalu dada gue disuntik beberapa kali, sembari lihat pembuluh darah besarnya, nggak dapat di dada, ditusuk lagi di leher sebelah kiri, nggak dapet juga, kita pindah ke kanan ada sekitar 3 kali akhirnya dapet," tuturnya.
