Harga Emas Naik Hingga Dolar Merosot Berbarengan dengan Kekhawatiran Pandemi Covid-19

- 28 Oktober 2020, 10:15 WIB
Emas, logam mulia, emas murni 24 karat.
Emas, logam mulia, emas murni 24 karat. /Pixabay

 

 
PR INDRAMAYU - Selasa 28 Oktober 2020, harga emas naik di akhir perdagangan. Selain itu, nilai tukar dolar AS melemah berbarengan dengan kekhawatiran atas lonjakan kedua di masa pandemi Covid-19.
 
Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com melalui Antara, sementara waktu investor menahan diri dari pertaruhan yang besar, jelang pemilihan presiden AS pada pekan depan.
 
Divisi COMEX New York Exchange, kontrak emas paling aktif pada pengiriman Desember. Terangkat 0,33 persen atau 6,2 dolar AS yang ditutup menjadi 1.911,9 dolar AS per ounce.
 
 
Sehari sebelumnya, pada 26 Oktober 2020, emas berjangka naik tipis 0,03 persen atau 0,5 dolar menjadi 1.905,70 dolar, setelah menguat 0,03 persen atau 0,6 dolar menjadi 1.905,20 dolar AS.
 
Sementara itu, pada Jumat 23 Oktober 2020, merosot turun sekitar 1,29 persen atau 24,9 dolar AS menjadi 1.904,60 dolar AS pada Kamis 22 Oktober 2020.
 
Terhadap enam mata utama saingannya, yang diukur dengan Indeks dolar, tergelincir 0,2 sehingga membuat harga emas lebih murah bagi pemegang uang lainnya.
 
 
"Emas terjebak dalam kisaran yang ketat dan mungkin tidak akan ada terlalu banyak aktivitas sebelum pemilihan AS," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS.
 
Akan tetapi, dia menambahkan, masyarakat masih membawa bias bullish corona, keterlambatan ekonomi global, dengan langkah-langkah stimulus, agar mendorong investor tetap menambah emas di portofolio mereka.
 
Hal ini yang memaksa beberapa negara agar memberlakukan pembatasan baru, seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis, serta berbagai negara lainnya yang mencatat infeksi virus corona.
 
 
Negosiasi paket bantuan AS yang baru masih belum jelas, Ketua DPR Nancy Pelosi ungkapkan harapan adanya kesepakatan yang bisa dicapai sebelum pemilihan presiden pada 3 November berlangsung.
 
Lawan dari Demokrat Joe Biden memimpin atas Presiden Donald Trump pada jajak pendapat nasional, namun persaingan jauh lebih ketat di negara bagian yang menentukan hasil pemilihan.
 
"Prospek emas akan tetap sangat bullish jika Hari Pemilihan memberikan gelombang biru yang menandakan stimulus besar-besaran pada bantuan virus corona dan pengeluaran infrastruktur," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dalam sebuah catatan.
 
 
Emas dianggap mendapatkan nilai terhadap inflasi serta penurunan nilai mata uang.
 
Tahun ini, telah melonjak 26 persen tengah tingkat stimulus global yang sebelumnya belum terjadi selama pandemi.
 
Selain emas, logam mulia lainnya seperti perak untuk pengiriman Desember naik 15 sen atau 0,61 persen ditutup menjadi 24,57 dolar AS per ounce.
 
 
Sedangkan, platinum untuk pengiriman Januari naik 9,4 dolar AS atau 1,07 persen menjadi menetap pada 886,8 dolar AS per ounce.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x