Diduga Terkait Kabar Vaksin Covid-19, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah

24 November 2020, 21:20 WIB
Mata uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat (Foto: Antara/Aprillio Akbar) /

PR INDRAMAYU – Kabar baik terkait vaksin ditengarai menjadi penyebab eksternal yang mengakibatkan nilai tukar (kurs) rupiah melemah.

Hal ini disampaikan Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, di Jakarta.

"Dari eksternal, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi kabar baik tentang vaksin," ujar Ibrahim Assuaibi dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs ANTARA.

Baca Juga: Optimistis MotoGP Mandalika 2021 Mendatang, Menpora: Kita Buktikan pada Dunia

Pada Selasa sore 24 November 2020, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup melemah. Di saat yang sama, terjadi penguatan terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia.

Rupiah ditutup melemah 6 poin atau 0,04 persen. Rupiah berada di posisi Rp14.155 per dolar AS. Pada hari sebelumnya, angkanya mencapai Rp14.149 per dolar AS.

Pada pagi hari tadi, rupiah dibuka melemah pada posisi Rp14.150 per dolar AS. Angkanya berkisar pada Rp14.150 sampai Rp14.184 per dolar AS selama seharian.

Baca Juga: Selain Menderita DBD Surya Paloh Positif Covid-19, Jalani Perawatan di RSPAD Gatot Soebroto

Kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini menunjukkan melemahnya rupiah dibanding hari sebelumnya pada posisi Rp14.164 per dolar AS. Di hari ini, angkanya mencapai Rp14.196 per dolar AS.

Pada sekira 12 Desember 2020 mendatang, Amerika Serikat (AS) dikabarkan akan mulai memberikan vaksin yang diproduksi Pfizer Inc.

Diharapkan calon vaksin lainnya baik dari AstraZeneca maupun Moderna Inc bisa disetujui dalam waktu dekat.

Baca Juga: Tak Penuhi Panggilan, Polisi Sebut Putri dan Mantu Rizieq Shihab Rugi Sendiri Hingga Singgung KUHP

Indonesia diketahui menjadi satu di antara negara berkembang yang akan memberlakukan impor vaksin Covid-19 dalam jumlah cukup besar.

Dengan vaksin tersebut, pemerintah terhadap agar pandemi Covid-19 bisa segera diatasi agar masyarakat bisa menjalankan aktivitasnya seperti sedia kala. Selain itu, diharapkan perekonomian akan kembali berjalan.

Di waktu yang sama pada November kali ini, terjadi peningkatan tercepat dalam 5 tahun terakhir terkait aktivitas bisnis di AS.

Baca Juga: Masyarakat Dukung Pencopotan Baliho Habib Rizieq Shihab, Polda Metro Jaya Kebanjiran Karangan Bunga

Tercatat Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur AS ada pada pertumbuhan tertinggi sejak 2014 silam. Indeksnya mencapai 56,7. Pada bulan ini indeks tersebut naik menjadi 57,7 jauh melebihi ekspektasi.

Investor kini menanti risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve (Fed), bank sentral AS. Selain itu, data lebih lanjut terkait PDB dan klaim pengangguran yang akan rilis pada Rabu 25 November 2020 besok pun ditunggu investor.

Di negeri Paman Sam itu pula dikabarkan Donald Trump mengizinkan proses transisi pemerintahannya kepada presiden terpilih Joe Biden.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler