Ketika balita mengalami ketidaknyamanan akibat kelaparan, kelelahan, penyakit, atau masalah sensorik, tantrum bisa menjadi cara mereka mengekspresikan kesusahan.
5. Perilaku Mencari Perhatian
Balita mendambakan perhatian dari pengasuhnya, dan mereka segera menyadari bahwa mengamuk sering kali menimbulkan respons yang kuat.
Bahkan perhatian negatif pun dapat memperkuat perilaku ini, sehingga menyebabkan lebih banyak kemarahan dalam upaya mendapatkan perhatian.
6. Frustrasi dengan Keterbatasan
Balita memiliki keingintahuan alami dan keinginan untuk menjelajahi dunia di sekitarnya. Namun, mereka sering kali menghadapi batasan yang disebabkan oleh masalah keselamatan atau peraturan masyarakat.
Tantrum bisa saja muncul karena rasa frustrasinya ketika ia tidak mampu memuaskan rasa ingin tahunya atau memenuhi keinginannya karena keterbatasan tersebut.
7. Stimulasi berlebihan
Balita sangat sensitif terhadap lingkungannya dan mudah kewalahan dengan masukan sensorik. Cahaya yang terang, suara yang keras, tempat yang ramai, atau situasi yang asing dapat memicu kemarahan sebagai cara mereka untuk melepaskan diri dari beban sensorik yang berlebihan.