Anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan akan kurang bisa berkonsentrasi saat belajar arena otaknya tidak mendapatkan cukup energi. Juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan status gizi anak.
Di antara solusinya, sambung Mirza, perlunya edukasi sarapan. Bahwa penyediaan sarapan bagi anak dilakukan dengan menganut gizi seimbang.
“Pilih yang mudah disiapkan, namun tetap memenuhi prinsip gizi seimbang. Contoh menu sederhana seperti nasi atau roti ditambah telor, buah dan susu ini sudah cukup memenuhi kebutuhan kalori,” ujarnya. ***