Hampir Separuh Anak Indonesia Tak Terbiasa Sarapan, Ini Risikonya Menurut Ahli

- 22 Februari 2022, 06:59 WIB
Ilusterasi sarapan bergizi seimbang.
Ilusterasi sarapan bergizi seimbang. /Einladung_zum_Essen/Pixabay

INDRAMAYUHITS - Data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 lalu menunjukkan hampir separuh anak Indonesia tak terbiasa sarapan.

Berdasarkan data tersebut, dari riset terhadap 25 ribu anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi, sebanyak 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan.

Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.

Baca Juga: 4 Komibinasi Makanan Ini Bisa Turunkan Berat Badan, Cocok Bagi yang Diet, Coba Deh!

Data tersebut diungkapkan Ahli Gizi UGM, Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., M.P.H., RD yang menyimpulkan, sarapan masih belum menjadi kebiasaan di Indonesia, khususnya untuk kalangan anak-anak.

“Hampir separuh anak di Indonesia belum menjadikan sarapan sebagai kebiasaan dengan berbagai alasan seperti keburu berangkat sekolah atau tidak sempat menyiapkan sarapan karena ibunya keburu berangkat kerja,” ungkap dia dilansir Indramayu Hits dari laman resmi UGM, 19 Februari 2022.

Mirza Hapsari menjelaskan, anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin hingga mineral.

Baca Juga: Orang Kaya Mah Bebas, Harga Minyak Goreng Pilihan Gigi Bikin Ibu Lain Ngejeblag

Dikatakan, kebutuhan kalori saat sarapan tidaklah besar, hanya sekitar 300 kalori. Namun, sebagian besar anak Indonesia gagal memenuhi kebutuhan kalori saat sarapan karena asupan gizi tidak seimbang.

Menurutnya, jika kebutuhan kalori saat sarapan tak terpenuhi, maka akan berdampak pada fungsi otak dalam memori pelajaran di sekolah.

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: ugm.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x