Hadiri Haul Pesantren Buntet, Kapolri Minta Bantuan Para Ulama Terkait Hal Ini Jelang Pemilu 2024

- 27 Juli 2022, 13:59 WIB
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Wibowo (tengah) saat menghadiri Doa Polri Untuk Negeri Pesantren Kawal NKRI Pondok Buntet Pesantren, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa, 26 Juli 2022 malam.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Wibowo (tengah) saat menghadiri Doa Polri Untuk Negeri Pesantren Kawal NKRI Pondok Buntet Pesantren, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa, 26 Juli 2022 malam. /Dok. Tim Media Pondok Buntet Pesantren

INDRAMAYUHITS – Kedatangan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberi pesan penting kepada para santri dan masyarakat saat hadir di Cirebon.

Kapolri menghadiri kegiatan Doa Untuk Negeri Pesantren Kawal NKRI di Pondok Buntet Pesantren, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Pesan Kapolri Listio Sigit yang hadir pada acara Selasa malam 26 Juli 2022, terkait dengan kondisi jelang tahun-tahun politik Pemilu dan Pilpres 2024.

Baca Juga: Ratusan Ulama Sewilayah Cirebon Deklarasi Pesantren Kawal NKRI di Buntet, Ini Pesan yang Disampaikan

Spesifik Kapolri mengungkapkan tentang polarisasi politik jelang pesta demokrasi nasional yang rangkaiannya sudah mulai terasa.

Kapolri merasakan dampak dari berbagai hal yang muncul saat Pemilu 2019 seperti peredaran hoaks, politik adu domba, dan polarisasi politik masih dirasakan hingga kini.

Karena itu Kapolri mengajak para santri dan mayarakat untuk menolak bentuk-bentuk polarisasi politik yang muncul akibat perbedaan pilihan dan pandangan jelang Pemilu 2024.

Baca Juga: Cara Memblokir Panggilan Penipuan, Robot dan Telemarketing Secara Permanen dengan Hanya Satu Pengaturan

Kapolri Listyo Sigit menyebut, informasi bohong (hoaks) hingga polarisasi politik diprediksi masih akan mewarnai Pemilu 2024, baik menjelang maupun sesudahnya.

“Gejolak keamanan muncul akibat perbedaan pandangan politik dan sampai sekarang masih dirasakan. Tadinya saudara atau teman dekat, kemudian jadi tidak saling sapa," ungkap Kapolri Listyo Sigit.

Kapolri mengingatkan, polarisasi politik yang terjadi di masa-masa Pemilu dapat merusak keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia.

Baca Juga: UPDATE KASUS Kematian Brigadir J, Banyak Peluru Mengenai Tubuhnya, Ini Jarak Penembakan Versi Komnas HAM

“Kalau keberagaman hilang, yang terjadi adalah seperti di Timur Tengah. Kita tidak boleh seperti itu, NKRI harga mati harus dijaga betul. Kalau ada yang mengusik kita peringatkan bareng karena persatuan dan kesatuan harus dijaga," papar Kapolri Listyo Sigit.

Untuk mencegah polarisasi politik dan dampak buruknya, pihaknya meminta dukungan dan bantuan para ulama dan santri agar ikut berperan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Baginya, peran serta semua elemen masyarakat, sangatlah penting, pasalnya banyak ruang yang tidak bisa dijangkau oleh pihak kepolisian.

“Butuh sentuhan para kiai untuk memastikan kamtibmas di wilayah masing-masing," sambung Kapolri dilansir Indramayu Hits dari Ayo Cirebon. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Ayo Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x