Disebutkan dalam Naskah Mertasinga, konon peristiwa itu menjadi salahsatu cobaan yang silih berganti dialami Panembahan Ratu.
Cobaan itu ia hadapi selama sekitar empat puluh delapan tahun.
Baca Juga: 10 Nasihat Sunan Kalijaga Melalui Sosok Semar Dalam Pewayangan, Bisa Jadi Tuntunan Hidup
Kembali pada cerita terbakarnya Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Api yang menyerang atap masjid datang dari arah selatan.
Melihat kobaran api, masyarakat gempar, semua berdatangan membawa berbagai barang seadanya untuk memadamkannya.
Dikisahkan, Ki Lebe Dul Iman sibuk mendorong-dorong kayu yang terbakar dengan galahnya. Merbot Hamjan bersama Ki Modin menaburkan debu dan mengerahkan orang-orang yang membawa air.
Modin Yusup dan para pembantunya menaburkan tanah untuk mematikan api.
Berdatangan pula para lebe atau “kepala desa” dari pedesaan untuk membantu memadamkan api.
Di tengah kesibukan itu tiba-tiba pataka (puncak masjid) atau memolo-nya terbang melesat ke atas menembus asap hitam yang membumbung ke angkasa dan mengarah ke barat.