"Ini peningkatan signifikan pada kerutan," tutur penulis utama penelitian tersebut, Vivien Fam, dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs ANTARA.
Vivien Fam adalah mahasiswa doktoral di Departemen Gizi UC Davis yang terletak di Amerika Serikat (AS) tersebut.
Pada penelitian tersebut, terdapat hasil yang menunjukkan adanya risiko peningkatan kerutan pada periode yang sama.
Baca Juga: Setelah Jadi Pahlawan Kemenangan MU, Edinson Cavani Justru Terancam Diselidiki FA
Hal itu bisa terjadi saat partisipan studi mengonsumsi mangga secara berlebihan. Terkait alasan tersebut, para peneliti belum mengetahui penyebabnya.
Spekulasi yang mereka lontarkan adalah bisa jadi hal itu erat kaitannya dengan jumlah gula yang kuat pada porsi lebih besar dari mangga tersebut.
"Sistem yang kami gunakan untuk menganalisis kerutan memungkinkan kami untuk tidak hanya memvisualisasikan kerutan, tetapi juga mengukur kerutan," tutur profesor di Departemen Nutrisi UC Davis sekaligus penulis studi, Robert Hackman.
Baca Juga: Update Corona Indramayu Hari Ini, 30 November 2020: Selama 3 Hari Pasien Covid-19 Bertambah 63 Orang
Menurut Vivien Fam, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana cara kerja pengurangan keriput tersebut.
Hal itu mungkin terjadi akibat efek menguntungkan dari karotenoid yang merupakan pigmen jingga atau merah pada tanaman.