Terkait agama, Mahathir memang pernah mengeluarkan pernyataan pada 2018 silam.
Pernyataan ini ada di dalam berita berbahasa Inggris yang artinya "Perdana Menteri (Mahathir Mohamad) Perdebatkan Pembelajaran Agama untuk Perbaiki Aspek Pendidikan" yang dimuat Malay Mail pada 21 Desember 2018.
"Seseorang telah mengubah kurikulum di sekolah dan sekolah nasional telah menjadi sekolah agama. Mereka (para siswa) mempelajari agama Islam dan tidak dengan lainnya.
Baca Juga: Kebijakan Sekolah Tatap Muka Desember, Anies Baswedan: Prinsip Kita Adalah Keselamatan Bagi Anak
“Hasilnya, mereka yang lulus tidak lancar dalam pelajaran yang berguna untuk mencari pekerjaan, tetapi mereka menjadi ulama yang baik,” ujar Mahathir dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Malay Mail.
Pernyataan Mahathir di atas berkenaan dengan rencana pengurangan silabus pembelajaran agama di negaranya, bukan di Indonesia.
Berdasarkan pemaparan di atas, informasi yang menyatakan bahwa “Mahathir Mohamad menyebut pendidikan di Indonesia terlalu banyak belajar agama” adalah hoaks. Kategorinya adalah disinformasi.***