Hoaks atau Fakta: Benarkah Cuka Berbahaya Obati Kulit Terbakar Akibat Sinar Matahari? Simak Faktanya

30 November 2020, 11:48 WIB
Cuka bisa berbahaya bila digunakan pada kulit yang terbakar sinar matahari /Pixabay/uluerservet

 

PR INDRAMAYU – Sifat asam pada cuka dinilai berbahaya saat digunakan untuk kulit yang terbakar akibat sinar matahari.

Hal ini diungkap Carol Cheng yang merupakan pakar dermatologi di Geffen School of Medicine, UCLA, Los Angeles, Amerika Serikat (AS).

Carol Cheng menuturkan bahwa tingkat pH yang dimiliki sebagian besar jenis cuka adalah antara 2 hingga 3. Di antara jenis cuka itu adalah sari cuka apel dan cuka putih yang bersifat sangat asam.

Baca Juga: Setelah Jadi Pahlawan Kemenangan MU, Edinson Cavani Justru Terancam Diselidiki FA

"Mengoleskan zat ini pada kulit yang terbakar sinar matahari dapat merusak pelindung kulit yang sudah rusak. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih parah, peradangan, dan penyembuhan yang tertunda," ujarnya.

Bahan yang terkandung dalam cuka adalah asam laktat, asam asetat, asam malat, serta asam sitrat. Saat dioleskan pada kulit yang sensitif, kandungan di atas bisa menimbulkan luka bakar kimiawi yang serius.

Terlebih lagi saat luka bakar tersebut terhitung parah seperti paparan sinar matahari maupun luka terbuka. Dioleskannya cuka pada luka tersebut justru akan terasa lebih menyakitkan. Itu adalah salah satu alasan mengapa kita perlu menghindari penggunaan cuka tersebut.

Baca Juga: Update Corona Indramayu Hari Ini, 30 November 2020: Selama 3 Hari Pasien Covid-19 Bertambah 63 Orang

Untuk mengobati kulit yang terbakar sinar matahari, salah satu cara yang lebih efektif dan aman menurut Carol Cheng adalah dengan lidah buaya.

Pelembap yang mengandung lidah buaya atau gel dari tanaman tersebut secara langsung bisa digunakan untuk mengurangi peradangan kulit akibat terbakar sinar matahari.

Lidah buaya bisa merangsang produksi kolagen yang berguna untuk penyembuhan kulit yang terbakar tersebut.

Baca Juga: Copot Baliho HRS, Pangdam Jaya Diapresiasi Jokowi, Andi Arief: Cukup Mengerikan bagi Demokrasi

Terkait produk lidah buaya, hendaknya kita menghindari produk yang mempunyai tambahan kandungan pereda nyeri. Bahan itu dikabarkan dapat memunculkan reaksi alergi atau lebih mengiritasi kulit.

Biasanya bahan tersebut diakhiri dengan “-caine” dan benzocaine. Hal ini menurut American Academy of Dermatology.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs ANTARA, kita pun bisa menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Baca Juga: Ditanya Rio Motret, Ayu Ting Ting Ungkap Alasan Tak Bergabung dengan Geng Artis

Obat itu bisa membantu mengurangi pembengkakan serta rasa sakit akibat terpapar sinar matahari. Contoh obat yang dijual bebas tersebut adalah aspirin atau ibuprofen.

Mandi dengan air dingin atau kompres air dingin bisa menjadi pilihan. Handuk atau kain yang dibasahi air dingin bisa kita oleskan ke area yang terkena sinar matahari tersebut.

Saat terpapar nanti, hendaknya kita tetap menjaga asupan air minum agar tidak terdehidrasi. Selain itu, kita pun tetap perlu mengoleskan tabir surya dengan spektrum luas minimal SPF 30 sesering mungkin. Spektrum tersebut dapat menyaring 97 persen sinar matahari jenis UVB.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA Good Doctor

Tags

Terkini

Terpopuler