Makna dan Filosofi Munggahan, Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan yang Dibawa Oleh Sunan Kalijaga

- 5 Maret 2024, 10:46 WIB
Ilustrasi - Makna dan Filosofi Munggahan, Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan yang Dibawa Oleh Sunan Kali Jaga
Ilustrasi - Makna dan Filosofi Munggahan, Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan yang Dibawa Oleh Sunan Kali Jaga /Endang SB/Kabar Ciamis.com

IndramayuHits.com - Tradisi Munggahan, yang dilakukan untuk menyambut bulan suci ramadhan ini, selalu diterapkan oleh kaum beragama muslim di setiap wilayah di Indonesia.

Ternyata Tradisi Munggahan ini diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Berikut makna dan Filosofi dari kebiasaan ini yang dilakukan untuk menyambut bulan suci ramadhan.

Istilah munggahan berasal dari bahasa Sunda "unggah" yang artinya naik. Naik dalam hal ini makanannya adalah naik ke bulan suci atau naik derajatnya.

Baca Juga: Sejarah Asal Muasal Desa Kerandon di Kabupaten Cirebon, Ada Tempat Keramat dan Tergolong Desa Tua

Secara filosofis, munggahan adalah prosesi menyambut bulan Ramadan yang penuh kemuliaan sehingga masyarakat muslim akan dinaikkan derajatnya. 

Tradisi ini sejak dulu dilakukan oleh masyarakat muslim, tepatnya di tanah Sunda. 

Namun di daerah lain juga, tradisi semacam munggahan dilakukan dengan istilah yang berbeda-beda. Di antaranya adalah papajar di Bandung dan cucurak di Bogor. 

Tradisi Munggahan biasanya dilakukan oleh masyarakat dengan berkumpul di rumah, masjid, atau musala dan mengundang para tetangga, keluarga, dan kerabatnya. 

Setelah itu, mereka kemudian makan bersama. Baru setelah makan, mereka akan saling bermaaf-maafan dan berdoa bersama. Tak jarang mereka juga mengundang para kyai untuk membaca tahlil dan doa. 

Halaman:

Editor: Aris Maya

Sumber: Berbagi Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x