Selamat Lebaran 2021, Ini Amalan yang Bisa Dikerjakan pada Hari Raya Idul Fitri 1442 H

13 Mei 2021, 05:00 WIB
Berikut ini amalan yang bisa dikerjakan pada Hari Raya Idul Fitri 1442 H, salah satunya berhias. /Pixabay/syaibatulhamdi

PR INDRAMAYU – Umat muslim di seluruh dunia hari ini merayakan Hari Raya Idul Fiti 1442 H atau lebaran 2021.

Meski Ramadhan sudah selesai, namun masih ada amalan yang bisa dikerjakan saat Hari Raya Idul Fitri 1442 H atau lebaran 2021.

Salah satu amalan yang bisa dijalankan saat Hari Raya Idul Fitri 1442 H atau lebaran 2021 adalah rute jalan yang dilalui.

Baca Juga: Kumpulan Amalan Sunnah Sebelum Melaksanakan Salat Idul Fitri Sesuai Anjuran Nabi Muhammad

Rute jalan keberangkatan dan jalan pulang menuju masjid untuk melaksanakan ibadah Idul Fitri 2021 sebaiknya berbeda jalan.

Hal itu dilakukan dengan tujuan memperbanyak pahala menuju tempat ibadah.

Selain itu berikut ini amalan yang bisa dijalankan pada Hari Raya Idul Fitri 1442 H atau lebaran 2021 sebagaimana dimuat dalam artikel yang dimuat oleh Mantra Sukabumi dengan judul “9 Amalan Sunah di Hari Raya Idul Fitri, Pergi dan Pulang Sholat Ied Lewat Jalan yang Berbeda,”.

Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Raya Lebaran Idul Fitri dalam Bahasa Inggris, Lengkap dengan Terjemahannya

1. Shalat Idul Fitri

Shalat Idul Fitri hukumnya adalah muakkadah sunnah (sunnah yang sangat dianjurkan) sebagian pendapat mengatakan Bahkan, hukumnya fardlu kifayah.

Salah satu dalil kesunnahannya adalah firman Allah dalam surat Al-Kautasar sebagai berikut:

فصل لربك وانحز

Maka shalatlah kepada Tuhanmu dan berkurbanlah." (QS. Al-Kautsar ayat 2).

Baca Juga: Contoh Khutbah Idul Fitri 1442 H di Lebaran 2021, Evaluasi Capaian Ramadhan Terbagi dalam 2 Kelompok

Dalil lainnya adalah bahwa Rasulullah Saw secara rutin melaksanakan shalat Idul fitri di setiap tahunnya.

Pertama kali beliau mendirikannya yaitu pada tahun kedua Hijriah, di mana pertama kali perintah kewajiban.

2. Mandi Sunnah

Baca Juga: Inilah Keutamaan 6 Hari Puasa Syawal Setelah Satu Bulan Berpuasa Ramadhan

Sunnah selanjutnya yang patut dilaksanakan di hari raya Idul Fitri adalah mandi sunnah.

Mandi ini disunnahkan bagi siapapun, laki-laki, perempuan bahkan wanita yang tengah haid atau nifas melakukan mandi Idul Fitri.

Kesunnahan ini juga berlaku bagi yang tidak menghadiri shalat Idul Fitri, seperti orang sakit.

Baca Juga: Soroti Kekerasan Israel Terhadap Rakyat Palestina, Hidayat Nur Wahid Ingatkan Pemerintah Indonesia

Waktu mandi ini dimulai sejak tengah malam Idul Fitri sampai tenggelamnya matahari di keesokan harinya.

Dan lebih utama dilakukan, setelah terbit fajar Adapun niat mandinya adalah:

نویت غسال عيد الفطر سنة الله تعالى

"Aku niat mandi Idul fitri, sunnah karena Allah Ta'ala"

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Lebaran Idul Fitri 2021, Cocok Dibagikan ke Teman hingga Dijadikan Status Media Sosial

3. Menghidupkan Malam led dengan Ibadah

Bagi umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya dengan shalat, membaca shalawat, membaca Al-Qur'an, membaca kitab, dan bentuk ibadah lainnya termasuk Takbiran.

Anjuran ini berdasarkan hadits Nabi:

من أحيا ليلتي العيد لم يمث قلبه يوم تموث القلوب

"Barangsiapa menghidupi dua malam hari raya, maka hatinya tidak mati di hari matinya beberapa hati". (HR. al-Daruquthni).

Baca Juga: Desak Dewan Keamanan PBB, Pemerintah Indonesia Kecam Kekerasan Israel Terhadap Rakyat Palestina

4. Memperbanyak Bacaan Takbir

Salah satu kesunnahan yang identik dengan Idul Fitri adalah kumandang takbirnya. Anjuran memperbanyak takbir ini berdasarkan firman Allah:

ولتكملوا العدة ولتكبروا الله

"Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah". (QS. Al-Baqarahs 185).

Dua jenis takbir Idul Fitri.

Baca Juga: TES KEPRIBADIAN Bentuk Jarimu Bisa Ungkap Fakta Kepribadianmu yang Tersembunyi!

Pertama, muqayyad (dibatasi), yaitu takbir yang dilakukan setelah shalat, baik fardhu atau sunnah.

Kedua, mursal (dibebaskan), yaitu takbir yang tidak terbatas setelah shalat, bisa dilakukan di setiap kondisi dan kapan saja.

Salah satu contoh bacaan takbir yang utama adalah:

الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله الله أكبر الله أكبر ولله الحمد الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لا إله إلا الله ولا العبد إلا إياه مخلصين له الين ولو كرة الكافرون لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وهزم الأحزاب وحده لا إله إلا الله والله أكبر

Baca Juga: Polres Metro Bekasi Kota Tambah Pos Penyekatan Larangan Mudik Lebaran 2021, Cek Lokasinya

5. Makan Sebelum Berangkat Shalat led

Berbeda dengan shalat Idul Adha yang disunnahkan makan setelahnya, sebelum berangkat shalat Idul fitri, disunnahkan makan terlebih dahulu. Hal tersebut karena mengikuti sunnah Nabi.

Dan lebih utama yang dimakan adalah kurma dalam hitungan ganjil, bisa satu butir, tiga butir dan seterusnya.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta Malam Ini: Andin Positif Hamil, Warga Pondok Pelita Berbahagia!

Meninggalkan anjuran makan ini hukumnya makruh sebagaimana dikutip al-Imam al-Nawawi. dari kitab al-Umm.

6. Berjalan Kaki Menuju Tempat Shalat

Kesunnahan lainnya yaitu berjalan kaki menuju tempat shalat led, hal ini berdasarkan ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra:

من الشئة أن يخرج إلى العيد ماشيا

Baca Juga: Sejarah Panjang Konflik Israel Palestina, Bermula Kejadian Bentrok di Sheikh Jarrah pada 1956

"Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat shalat led dengan berjalan". (HR. al-Tirmidzi dan beliau menyatakannya sebagai hadits Hasan).

Bagi yang tidak mampu berjalan kaki seperti orang tua, orang lumpuh dan lain sebagainya, maka diperbolehkan untuk menaiki kendaraan.

Demikian pula boleh kepulangan dari shalat led dilakukan dengan (Syekh Zakariyya al-Anshari, Asna al-Mathalib, juz 1, hal. 282).

Baca Juga: Persyaratan Tak Lengkap, Puluhan Calon Penumpang Kereta Api di Stasiun Pasar Senen Jakarta Batal Berangkat

7. Pergi dan Pulang Shalat led Lewat Jalan yang Berbeda

Berdasarkan hadits riwayat al-Bukhari, rute perjalanan pulang dan pergi ke tempat shalat led hendaknya berbeda, dianjurkan rute keberangkatan lebih panjang dari pada jalan pulang.

Di antara hikmahnya adalah agar memperbanyak pahala menuju tempat ibadah.

Baca Juga: Kumpulan Resep Makanan Khas Lebaran dari Opor Ayam, Rendang hingga Kupat Sayur, Masih Sempat Dimasak

Anjuran ini juga berlaku perjalanan haji, membesuk orang sakit dan ibadah lainnya, sebagaimana ditegaskan al-Imam al-Nawawi dalam kitab Riyadl al-Shalihin.

8. Berhias

Idul fitri adalah waktunya berhias dan berpenampilan sebaik mungkin untuk menampakan kebahagiaan di hari yang penuh keberkahan.

Berhias bisa dilakukan dengan membersihkan badan, memotong kuku, memakai wewangian terbaik dan pakaian terbaik.

Baca Juga: Update Spoiler Teori One Piece Chapter 1013: Nami Lawan Ulti Pertarungan Wano Akan Segera Memasuki Babak Akhir

Lebih utama memakai pakaian putih, kecuali bila selain putih ada yang lebih bagus, maka lebih utama mengenakan pakaian yang paling bagus, semisal baju baru.

Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa ternyata tradisi membeli baju baru saat lebaran cukup mempunyai dasar yang kuat dalam teks agama, dalam rangka menebarkan syiar kebahagiaan di hari raya Idul Fitri.

Kesunnahan berhias ini juga berlaku bagi siapapun, meski bagi orang yang tidak turut hadir di pelaksanaan shalat Idul Fitri.

Baca Juga: Dapat Kiriman Foto dan Video dari Palestina, Melly Goeslaw: Hati Hancur

Khusus bagi perempuan, anjuran berhias tetap harus memperhatikan batas-batas syariat, seperti tidak membuka aurat, tidak mempertontonkan penampilan yang memikat laki-laki lain yang bukan mahramnya dan lain sebagainya.

9. Tahniah (Memberi Ucapan Selamat)

Hari Raya dianjurkan untuk saling memberikan selamat atas kebahagiaan yang diraih saat Hari Raya.

Baca Juga: Terima 100 Panggilan Telepon dari Sasaeng, Ini Alasan Sehun EXO Tak Ganti Nomor Teleponnya

Sebagaimana yang disampaikan al-Imam al-Baihaqi dalam kitab Sunannya, beliau menginventarisir beberapa hadits dan ucapan para sahabat tentang tradisi ucapan selamat di Hari Raya.

Dalil lainnya yaitu mengenai anjuran bersyukur saat mendapat nikmat atau terhindari dari mara bahaya, seperti disyariatkannya sujud syukur.

Demikian pula riwayat al-Bukhari dan Muslim tentang kisah taubatnya Ka'ab bin Malik setelah ia tidak ikut dari perang Tabuk, Talhah bin Ubaidillah memberinya ucapan selamat begitu mendengar pertaubatnya diterima.

Baca Juga: Link Streaming dan Sinopsis Drama Korea Doom at Your Service Subtitle Indonesia Episode 2

Ucapan selamat itu dilakukan dihadapan Nabi dan beliau tidak mengingkarinya. Memang tidak ada aturan baku mengenai redaksi ucapan selamat Idul Fitri ini.

Salah satu contohnya taqabbala allâhu minnâ wa minkum”, "kullu 'amin wa antum bi khair", Selamat hari raya Idul Fitri", minal aidin wa al-faizin", "mohon maaf lahir batin", dan lain sebagainya.

Pada prinsipnya, setiap kata yang ditradisikan sebagai ucapan selamat dalam momen hari raya, maka sudah bisa mendapatkan kesunnahan.

Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19, Satgas Covid-19 Tegaskan Takbir Keliling dan Open House Dilarang

Syekh Ali Syibramalisi menegaskan tahniah juga bisa diwujudkan dalam bentuk saling bersalam-salaman.

Karena itu, sangat tidak tepat jika ada yang mengatakan bahwa ucapan selamat hari raya yang berkembang di Indonesia tidak memiliki dasar dan dalilnya.

Berkaitan tentang tahniah ini, Syekh Abdul Hamid al-Syarwani menegaskan:

Baca Juga: Tips Perawatan Kulit Agar Wajah Terlihat Glowing dan Segar di Hari Lebaran 2021

(خاتمة) قال القمولي لم أر لأحد من

أضحابنا كلاما في التهنئة بالعيد والأعوام والأشهر كما يفعله الناس لكن نقل الحافظ المنذري عن الحافظ المقدسي أنه أجاب عن ذلك بأن الناس لم يزالوا مختلفين فيه والذي أراه مباخ لا شئة فيه ولا بذعة

"Sebuah penutup. Al-Qamuli berkata, aku tidak melihat dari para Ashab (ulama Syafi'iyah) berkomentar tentang ucapan selamat hari raya, beberapa "tahun dan bulan tertentu seperti yang dilakukan banyak orang.

Baca Juga: Nadya Mustika Unggah Kata-kata Galau hingga Singgung Masalah Lelah dan Beranjak Pergi

Tetapi al-Hafizh al-Mundziri mengutip dari al-Hafizh al-Maqdisi bahwa beliau menjawab masalah tersebut bahwa orang-orang senantiasa berbeda pendapat di dalamnya. Pendapatku, hal tersebut hukumnya mubah, tidak sunnah, tidak bid'ah."

Itulah sembilan amalan sunnah di hari raya Idul Fitri. Sebagai umat Muslim sudah selayaknya bagi kita menghidupkan kesunnahan tersebut. Wallahu A'lam bisshawab.*** (Umam Ismail/Mantra Sukabumi)

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Mantra Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler