Beredar Kabar Berita Hoaks di Twitter Menyebar 6 Kali Lebih Cepat? Simak Penjelasan MIT

15 Februari 2021, 13:35 WIB
Fakta mengenai berita hoaks yang beredar di Twitter lebih cepat menyebar. /PIXABAY/Edar

PR INDRAMAYU – Dikabarkan bahwa berita hoaks di Twitter menyebar 6 kali lebih cepat, hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Presiden Republik Indonesia, M. Fadjroel Rachman, sembari menyinggung penelitian Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Menurut M. Fadjroel Rachman, tim peneliti MIT tersebut menyatakan berita hoaks di Twitter menyebar 6 kali lebih cepat dan jumlahnya 10 hingga 20 kali lebih banyak daripada informasi yang benar.

M. Fadjroel Rachman menyatakan riset berita hoaks di Twitter menyebar 6 kali lebih cepat yang diungkap penelitian MIT tersebut sebagai tantangan bagi guru dan dosen.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Gempa 5,1 SR Guncang Padang Sidempuan Sumatra Utara

Ini adalah tantangan bagi guru dan dosen di era revolusi digital,” tulis Fadjroel Rachman, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Indramayu.com dari unggahan yang diposting @jubir_presidenri pada 14 Februari 2021.

Guru dan dosen adalah garis depan dalam upaya mencerdaskan bangsa, mendorong Indonesia maju, membangun modal budaya, dan dalam meningkatkan SDM Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing,” tulis Fadjroel Rachman melanjutkan.

Fadjroel Rachman menyampaikan hal tersebut dalam webinar Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (MMU) Solok pada Sabtu, 13 Februari 2021.

Baca Juga: Ada Amerika Serikat dan Indonesia, Berikut 10 Negara dengan Start Up Terbanyak di Dunia

Adapun tema yang dibawakan dalam webinar tersebut adalah Tantangan Pendidikan Menghadapi Era 4.0 Masa Pandemi Covid-19.

Benarkah berita hoaks di Twitter menyebar 6 kali lebih cepat?

Berdasarkan penelitian MIT, memang benar bahwa berita hoaks di Twitter menyebar 6 kali lebih cepat daripada berita yang benar.

Pelaku dari penyebaran berita hoaks tersebut adalah manusia, bukan bot atau aplikasi perangkat lunak yang menjalankan tugas otomatis di internet.

Baca Juga: Positif Covid-19, Ashanty Ungkap Gejala yang Dirasakan hingga Sebut Miliki Penyakit Penyerta

Sementara itu, dikutip Pikiranrakyat-Indramayu.com dari MIT News, penelitian tersebut dilakukan oleh 3 cendekiawan MIT yakni Soroush Vosoughi, Sinan Aral, dan Deb Roy.

Menurut penelitian mereka, kemungkinan berita hoaks di Twitter dicuit ulang atau retweet mencapai 70 persen.

Sedangkan berita yang benar membutuhkan waktu 6 kali lebih lama untuk bisa dicuit ulang oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca Juga: Daftar 10 Kabupaten Kota Positif Covid-19 Tertinggi di Jawa Barat Terbaru, 15 Februari 2021

Penelitian tersebut melacak sebanyak 126.000 cuitan yang tersebar di Twitter yang secara kumulatif diunggah lebih dari 4,5 juta kali oleh 3 juta orang. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah dari tahun 2006 hingga 2017.

45.000 dari total cuitan tersebut adalah berita politik. Jenis berita itu lebih menonjol daripada kategori lainnya seperti bisnis, terorisme, sains, hiburan, dan bencaa alam.***

Editor: Irwan Suherman

Sumber: Instagram MIT News

Tags

Terkini

Terpopuler