Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana, Puisi Gus Mus yang Kontekstual dan Kontroversi

- 12 Desember 2021, 16:40 WIB
KH Mustofa Bisri (Gus Mus)
KH Mustofa Bisri (Gus Mus) /Instagram Gus Mus

INDRAMAYUHITS – Sahabat KH Abdurrahman Wahid, KH Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus, adalah ulama yang multitalen.

Selain memiliki ilmu agama yang mendalam dengan menguasai literature-literatur klasik, lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir itu juga punya banyak kemampuan, khususnya di bidang seni.

Gus Mus memiliki kemampuan melukis. Di antara lukisannya sempat kontroversial, terutama yang bergambar biduanita yang menari dikelilingi para kiai.

Belakangan diketahui, perempuan dalam lukisan itu diidentikkan dengan penyanyi Inul Daratista yang pernah hits dengan goyang ngebornya kala itu.

Banyak juga yang menyambungkan bahwa lukisan itu juga diadaptasi dari polemik soal goyang ngebor antara Gus Dur dan pedangdut Rhoma Irama.

Gus Mus juga seorang penulis puisi sekaligus memiliki bakat untuk membacakannya dengan suara khas dan menyentuh. Jumlah puisinya sudah banyak.

Bahkan, puisi yang dibuat tahun 1987 belakangan sempat ramai dan jadi kontroversi, terkait “azan” yang dipersepsikan oleh banyak pihak, terutama yang berseberangan terkait kasus azan menggunakan toa yang dianggap mengganggu.

Judul puisinya Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana. Berikut naskah puisinya:

Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana

Kau ini bagaimana
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir

Aku harus bagaimana
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana
Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Indramayu Hits


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah